Berita Semarang
Viral Cara Unik Hadapi Pandemi, Ini yang Dilakukan Remaja Bungas Kabupaten Semarang
Di tengah meningkatnya angka kasus covid-19, ternyata tidak selalu menyurutkan semangat masyarakat khususnya para kaum muda.
Penulis: Alifia | Editor: abduh imanulhaq
Penulis: Alifia Yumna Amri
TRIBUNJATENG.COM - Di tengah meningkatnya angka kasus covid-19, ternyata tidak selalu menyurutkan semangat masyarakat khususnya para kaum muda.
Salah satunya adalah ide menarik dari Karang Taruna Dusun Bungas, Desa Kadirejo, Kec. Pabelan Jawa Tengah.
Remaja di dusun tersebut melakukan penyemprotan desinfektan di area desa, untuk mencegah penyebaran covid-19.
Baca juga: Pedagang Berkeluh Sepi, Bupati Kudus Akan Kaji Pembebasan Sewa Kios Pedagang Pasar Kliwon
Baca juga: Remaja Jaring Ikan di Pantai Pailus Jepara, Dapatnya Ubur-ubur, Tersengat hingga Meninggal Dunia
Baca juga: Rencana Suami Sebelum Dibunuh Pacar Sesama Jenis, Istri yang Hamil Tua Syok
Baca juga: Video Penutupan Exit Tol Adiwerna Tegal, Puluhan Kendaraan Diminta Putar Balik
Berbeda seperti penyemprotan pada umumnya, remaja di Dusun Bungas ini juga membawakan lagu untuk menghibur masyarakat desa dengan menggunakan drumblek yang dimainkan oleh remaja setempat.
Tentu saja, dengan menggunakan masker dan menjaga jarak sesuai dengan protokol kesehatan.
Yudi Setyawan S.Kom (32), merupakan Kepala Dusun Bungas yang juga merupakan penggagas dari munculnya ide tersebut.
Ia melihat banyaknya kenaikan angka kasus covid-19 yang semakin meresahkan juga semakin banyaknya masyarakat yang harus di rumah saja tanpa mendapatkan hiburan seperti keadaan sebelum pandemi.
Hal ini yang mendorong Yudi untuk mencetuskan ide dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, menjalankan peraturan Pemerintah namun memiliki cara yang aman untuk menghibur warga.
Drumblek sendiri merupakan tabuhan alat musik yang biasa digunakan untuk festival, yang dilakukan di sepanjang jalan lengkap dengan arak-arakan pesertanya dengan menggunakan kostum unik.
Tentu saja, selama adanya pandemi covid-19 festival semacam ini ditiadakan dan dilarang karena menimbulkan adanya kerumunan.
Dengan ide yang dicetuskan oleh Yudi, ia menggunakan drumblek sebagai media penghibur saat melakukan penyemprotan desinfektan.

Petugas yang melakukan penyemprotan adalah remaja yang berasal dari Karang Taruna Desa Bungas, beserta 8 para pemain drumblek.
Yudi sangat memperhatikan protokol kesehatan, termasuk para remaja yang bertugas di lapangan sehingga ia membatasi jumlah total anggotanya yakni 10 orang dengan tetap menjaga jarak dan menggunakan masker.
Ia mengaku warga cukup terhibur dengan adanya kegiatan penyemprotan desinfektan yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu minggu.