Penanganan Corona
Direktur Rumah Sakit Tantang Warga Tak Percaya Covid-19 Magang di IGD, Belum Ada yang Menyanggupi
Seorang Plt Direktur RSUD menantang masyarakat yang tak percaya Covid-19 untuk magang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.
TRIBUNJATENG.COM - Seorang Plt Direktur RSUD menantang masyarakat yang tak percaya Covid-19 untuk magang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit dan ruang jenazah Covid-19.
Ia adalah Martina Yulianti yang juga Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).
Ia meluapkan kekesalannya kepada orang, kelompok atau siapa pun yang masih menganggap pandemi Covid-19 hanyalah konspirasi atau rekayasa belaka.
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Rabu 21 Juli Pukul 19.30 WIB Konflik Baru Elsa dan Nino
Baca juga: Luhut Ungkap Alasan Usulkan PPKM Darurat Diperpanjang hingga 25 Juli Ke Jokowi, Didukung IDI
Baca juga: Cara Mengecek Status Penerima BLT Subsidi Gaji untuk Karyawan yang Rencananya Cair Lagi di 2021
Baca juga: 2 Spion Mobilnya Dicuri, Ussy Sulistiawaty Gelar Sayembara Hadiah Rp 5 Juta Bagi Penangkap Pelaku
Martina mengunggah status pada laman Facebook miliknya dan menantang setiap orang yang tak percaya Covid-19 untuk magang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit dan ruang jenazah Covid-19, Minggu (18/7/2021).
Lewat unggahan itu, perempuan yang juga menjabat Plt Direktur RSUD Aji Muhammad Parikesit itu, ingin memberi pelajaran ke orang-orang yang tak percaya Covid-19, menyaksikan langsung kondisi pasien terjangkit Covid-19 dan susah payah para tenaga kesehatan memberi pelayanan.
"Jikalau ada yg masih memandang hal ini sesuatu yg dibuat-buat direkayasa, mengandung modus…saya tantang kamu untuk magang 1 hari di UGD Covid, 1 hari di ruang jenazah," tulis Martina, yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara ini.
Martina menuturkan, ia sering kali menemui orang percaya dengan informasi hoaks seputar Covid-19 dan menyebarluaskan tanpa verifikasi.
Misalnya, tudingan vaksin berbahaya, rekayasa Covid-19 dan berbagai tuduhan lainnya.
"Dan itu memengaruhi masyarakat sekitar. Tidak banyak (orang tidak percaya Covid-19) tapi ada," tutur dia.
Martina menjelaskan, informasi hoaks biasa disebarluaskan melalui media sosial, maupun orang per orang dan membuat banyak orang percaya.
Setelah percaya, mereka jadi tak peduli dengan Covid-19 dan malas tahu dengan prokes dan program vaksinasi.
"Saya sudah instruksikan insan kesehatan Kutai Kertanegara perang melawan Covid-19 dan para penyebar hoaks."
"Sebab hoaks juga melemahkan upaya kemanusian kita," tegas dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (20/7/2021).
Jika tidak, maka upaya mitigasi sisi hulu yakni pencegahan penularan dalam penanganan Covid-19 menjadi lemah.
Orang tidak percaya Covid-19 karena termakan informasi hoaks.