Penanganan Corona
Direktur Rumah Sakit Tantang Warga Tak Percaya Covid-19 Magang di IGD, Belum Ada yang Menyanggupi
Seorang Plt Direktur RSUD menantang masyarakat yang tak percaya Covid-19 untuk magang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.
Akun lain bernama Mahmudah menimpali.
"Dan buat anda anda yg tidak percaya akan virus ini...cukup itu buat anda .... Jangan anda mengajak orang pada barisan anda.... Semangat Nakes.... Semoga ini segera berakhir," tulis Mahmudah.
Akun lain bernama Mardiansyah, mengungkapkan kehilangan keluarga karena Covid-19.
"Keluarga saya sudah 5 orang meninggal dunia, semoga wabah Covid cepat berakhir di negeri kita. Aamiin," tulis Mardiansyah.
Akun Daeng Abdullah Ramli memberi apresiasi kepada para nakes.
"Terima kasih untuk semua kerja keras tim kesehatan .. bergerak searah mengembalikan Indonesia yang sehat," tulis Daeng.
Tak hanya unggahan status, Martina juga membagikan sebuah link berita media nasional di laman Facebooknya, berjudul "Hoax Telah Membunuh Ayahku".
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/7/2021), berita tersebut mengisahkan pengakuan seorang anak yang tinggal di Depok, bernama Helmi Indra menceritakan salah satu faktor bikin ayahnya meninggal karena termakan hoaks Covid-19.
Baca juga: HEBOH! Mayat Berkaos Singlet dan bercelana Jeans Dalam Karung di Bawah Jembatan
Baca juga: Terpapar Covid-19 di Penjara, Penasihat Aung San Suu Kyi Meninggal Dunia
Baca juga: Hari Nur Yulianto Ajak Pemain Asing PSIS Bruno Silva Blusukan Mancing di Sungai Sukorejo Kendal
Baca juga: Jadwal Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020, Jagoan Emas Indonesia Marcus/Kevin Main Besok Sabtu
Satu di antaranya soal hoaks vaksin haram.
Informasi itu bikin ayahnya percaya dan tak mau divaksin Covid-19.
Hingga akhirnya, tepat 6 Juli 2021, ayahnya bernama Nuryaman (60) yang tinggal di Tegal, Jawa Tengah itu terpapar Covid-19.
Kondisinya terus memburuk hari demi hari hingga meninggal dunia, pada Rabu (14/7/2021).
Selama menjalani perawatan, kata Helmi, ayahnya tak mau minum obat karena terpengaruh paparan Dokter Lois Owien yang menyebut pasien Covid-19 meninggal karena interaksi antar obat yang dikonsumsi.
Sebelum meninggal, ayahnya sempat menolak dibawa ke rumah sakit karena takut "dicovidkan".
Istilah yang menuding pihak rumah sakit suka memvonis pasien positif Covid-19 untuk motif tertentu. Padahal tuduhan ini tanpa bukti yang cukup. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saya Tantang Kamu Magang 1 Hari di IGD, 1 Hari di Ruang Jenazah Covid-19"