Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Cilacap

Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap Terbebani Kebijakan PPKM, Berjuang dengan Dana Swadaya

Kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memukul kegiatan konservasi penyu di pesisir pantai Cilacap. 

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: moh anhar

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memukul kegiatan konservasi penyu di pesisir pantai Cilacap. 

Tidak adanya pengunjung dan kurangnya donasi, menjadi beban kegiatan konservasi di kala pandemi. 

PPKM begitu sangat berpengaruh terhadap kegiatan konservasi penyu. 

Inilah yang dirasakan oleh Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja, Cilacap yang berjuang agar misi penyelamatan penyu tetap terjaga dan terlaksana. 

Baca juga: Kisah Bakti Gadis 10 Tahun Pada Ayah, Temani Keliling Jualan Kerupuk Hingga Tertidur di Trotoar

Baca juga: Fakta Baru Viral Pria Isoman Diseret dan Dipukuli, Sekda Ungkap Perilaku Aneh Korban

Baca juga: Kelakuan Bocah, Hari-hari Sibuk Main Ponsel, Begitu Disuruh Bersih-bersih Rumah Malah Lapor Polisi

Meskipun terdampak pandemi, para penyelamat penyu, pada Jumat (23/7/2021) melepasliarkan sebanyak 62 ekor penyu jenis lekang (Lepidochelys olivacea) berusia 9 bulan. 

Sementara sisanya yang masih berada di penangkaran ada 95 ekor. 

Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap, Jumawan, mengatakan, keterbatasan dana tak membuat dia dan anggota lainnya berhenti menyelamatkan penyu. 

"Sekarang swadaya dari kelompok dan operasional tergantung jumlah tukik. Karena biaya pakan dan sebagainya sehari bisa Rp 50 ribu," katanya kepada Tribunjateng.com.

Pantai Sodong, di Kecamatan Adipala, adalah salah satu objek wisata di Cilacap. 

Donasi dari para pengunjung inilah yang biasanya akan digunakan membantu berbagai operasional konservasi penyu. 

Jumawan bercerita uang donasi itu dipakai untuk membeli sembako. 

Sementara sembako itu akan diberikan kepada para warga setempat yang menemukan telur-telur penyu. 

Langkah pemberian sembako kepada warga dilakukan sebagai ganti menemukan telur penyu. 

Karena tidak dipungkiri, masih banyak warga yang memburu telur-telur penyu itu. 

Baca juga: Gandeng Kemenkes dan Dinkes Kabupaten Tegal, Dewi Aryani Gelar Vaksinasi 1.000 Orang Tiap Pekan

Baca juga: Sprinter Andalan Indonesia Zohri Tiba di Jepang, Siap Tanding dalam Olimpiade Tokyo 2020

Baca juga: Ini Link Live Streaming Angkat Besi Olimpiade 2021, Eko Yuli dan Deni Berpeluang Tambah Medali

"Artinya masih ada perburuan, masyarakat menganggap telur penyu untuk obat stamina. Padahal secara medis tidak dibenarkan," imbuhnya. 

Penyu lekang biasanya bertelur di sepanjang pantai Sodong hingga pantai Jetis. 

Dengan adanya telur penyu mengindikasikan pantai sekitar masih alami dan cocok menjadi tempat penetasan. 

"Perlu sekali dilestarikan, tujuannya agar lestari, terutama adalah penyu lekang. 

Terutama karena memang pantainya sepi dan jauh dari sorot cahaya, " katanya. 

Jumawan mengatakan tahun ini saja dia sudah menemukan 428 telur penyu di sepanjang pantai Sodong. 

Menurutnya, ancaman penyu adalah karena masih adanya perburuan masyarakat yang digunakan untuk konsumsi. 

Satu telur penyu lekang dihargai Rp 4 ribu. 

Warga biasanya sembunyi-sembunyi dan menjualnya secara online. 

Baca juga: Kesultanan Oman Perpanjang Masa Lockdown, Warga Dilarang Lakukan Perjalanan Mulai Pukul 17.00

Baca juga: PB HMI Dorong Polri Tangkap Provokator Rusuh Demo Tolak PPKM di Indonesia

Baca juga: Masa Perpanjangan PPKM, Begini Prosedur Pembatalan Tiket Kereta Api

Oleh karenanya Jumawan selalu mengadakan patroli malam di sepanjang pinggir pantai. 

"Rencana selanjutnya pada Agustus ada penetasan telur kembali, dan akan melepas liarkan 100 tukik. Dan sekarang masih ada 4 sarang yang telurnya akan ditetaskan," tambahnya. 

Berdasarkan perhitungan, sejak Maret 2019 hingga 2021 sudah ratusan tukik penyu dilepasliarkan di Pantai Sodong, Cilacap. (*)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved