Berita Kabupaten Semarang
Sarijem Senang Peroleh Beras Bantuan saat PPKM Level 4, Pemkab Semarang Salurkan 1.347 Ton Beras
Pemkab Semarang menyalurkan bantuan sebanyak 1.347 ton beras kepada warga terdampak penerapan PPKM, Kamis (29/7/2021).
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menyalurkan bantuan sebanyak 1.347 ton beras, Kamis (29/7/2021).
Bupati Semarang Ngesti Nugraha, mengataka,n bantuan beras itu merupayakan upaya pemerintah meringankan warga terdampak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
"Bantuan beras bersumber dari Kemensos, untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sejumlah 105.058 orang. Semoga membantu para KPM memenuhi kebutuhan pokok kami berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik,” terangnya kepada Tribunjateng.com, di Balai Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Kamis (29/7/2021)
Menurutnya, pada tahap pertama penyaluran menyasar 34.135 KPM Program Keluarga Harapan (PKH) dan 70.923 KPM Bantuan Sosial Tunai (BST) serta penerima tambahan dengan masing-masing menerima beras seberat 10 kilogram.
Baca juga: Ratusan Anak Pondok Pesantren dan Tukang Becak di Pati Dapat Makanan Gratis
Baca juga: Kartu Vaksin Kini Jadi Syarat Wajib Mengurus Administrasi Kependudukan? Ini Penjelasan Kemendagri
Baca juga: Polda Jateng Klarifikasi Keramaian di Pendopo Museum RA Kartini Rembang, Itu Bukan Acara Hajatan
Baca juga: Selama Penerapan PPKM, Jumlah Pasien Covid-19 di RSUD Kalisari Batang Turun 60 Persen
Ia menambahkan, warga untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat di masa pandemi.
Sehingga penyebaran virus Covid-19 di Kabupaten Semarang dapat ditekan.
"Kami tadi juga ada rencana penambahan dari Bulog sekira 28 ribu KPM baru di Kabupaten Semarang. Penyaluran tahap pertama sebanyak 1.050 ton dan sisanya 300 ton diilakukan pada awal Agustus mendatang,” katanya
Seorang warga, Sarijem (46) mengaku senang mendapat bantuan beras ditengah penerapan PPKM Level 4.
Ia bercerita, beras adalah yang utama ketimbang lainnya sehingga sangat bermanfaat.
Sarijem mengungkapkan, jika untuk lauk pauk bagi masyarakat kelas ekonomi rendah sepertinya dapat mengambil dari pekarangan rumah.
"Kalau beras kami kan tidak semua punya sawah. Jika hanya lauk orang desa makan sama krupuk dan sayur sudah syukur yang penting sehat, kondisi sekarang jadi buruh saja susah," ujarnya. (*)