Berita Semarang
HPI Mulai Garap Virtual Tour Jaga Eksistensi Profesi: PPKM Ini Banyak Alih Profesi Jadi Ojek Online
Tur secara virtual, selain agar para pramuwisata dapat tetap bertahan, juga sebagai bentuk upaya menjaga eksistensi profesi di tengah pandemi ini.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -Adanya pandemi Covid-19 hingga kini dilakukan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 membuat pramuwisata di Jawa Tengah tidak bisa menjalankan profesinya.
Bahkan, banyak di antaranya yang beralih pekerjaan di luar profesi untuk sekadar bertahan di tengah pandemi ini.
"Kami yang biasanya menghandel setiap wisatawan yang datang dengan menjalankan program sesuai kebutuhan user (biro perjalanan), saat PPKM ini ya mau tidak mau berhenti. Sementara melakukan pekerjaan di luar biasanya. Teman-teman itu ada yang jual ayam goreng, masker, keripik, ada juga yang ojek online untuk bisa sekadar bertahan," Kata Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Tengah Restu Arpriono saat dihubungi tribunjateng.com, kemarin.
Restu memaparkan, pihaknya sendiri kini mulai menggagas virtual tour sebagai solusi di tengah melesunya kegiatan selama pandemi.
Menurutnya dengan tur secara virtual, selain agar para pramuwisata dapat tetap bertahan, juga sebagai bentuk upaya menjaga eksistensi profesi di tengah pandemi ini.
Ia menyebut, virtual tour sudah dimulainya secara mandiri tanggal 28 Juli lalu dan rencananya akan diadakan setiap akhir bulan.
"Virtual tour ini satu bentuk kegiatan wisata yang kalau dulu ketika belum PPKM, orang bisa datang secara langsung tapi kadangkala sebagai pengobat rindu orang butuh hiburan dan informasi.
Kami membuat suatu paket virtual ini, kami ajak wisatawan secara virtual ke destinasi. Misal tanggal 28 kemarin yang kami angkat adalah wisata Goa Seplawan di Purworejo, kami jelaskan mulai ornamen goa, sejarah, kisah penemuan arca emas Dewa Siwa dan Dewi Parwati, lokasi penemuan goa, dibalik pemanfaatan sendang Wening bagi masyarakat, dan lain-lain dengan penggambaran visual maupun penjelasan dari teman-teman pemandu wisata yang ada di sana," terangnya.
Namun Restu menyebutkan, sejauh dilaksanakan tur secara virtual ini pihaknya masih menemui beberapa kendala.
Menurutnya, kendala utama yakni pada jaringan sehingga tur yang dikonsepkan dilakukan secara live streaming tersebut pada kondisi tertentu hanya menampilkan video tidak langsung sebab jaringan yang tidak memungkinkan.
"Di tempat wisata ada beberapa titik ada yang tidak terjangkau signal handphone. Kemudian karena ini sesuatu baru meski tidak baru banget, tapi live streaming melalui Zoom atau virtual tour belum banyak diketahui orang. Jadi kita harus memberikan edukasi ke mereka bagaimana menggunakan teknologi, menampilkan materi yang akan disuguhkan, dan lain-lain," ungkapnya.
Dengan virtual tour tersebut ia berharap nantinya akan lebih banyak mendapatkan dukungan baik pemerintah, swasta, maupun wisatawan.
Ia juga berharap dengan virtual tour nantinya dapat menjadi ajang promosi destinasi wisata di Jawa Tengah sehingga saat PPKM dilonggarkan nantinya dan tempat-wisata kembali dibuka, dapat menggaet lebih banyak wisatawan yang ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di Jateng
"Alhamdulillah Dinas Pariwisata Purworejo kemarin mengizinkan pramuwisata masuk destinasi.
Kami berharap virtual tour ini bisa meningkatkan semangat kawan-kawan untuk tetap memberikan rasa optimis. Kemudian bisa menjadi 'triger' bagi teman-teman yang ada di desa wisata untuk semangat di tengah PPKM yang serba loyo saat ini.
Juga dengan virtual tour ini, orang akan tertarik untuk datang. Ketika mereka datang, otomatis pemandu dari HPI yang ada di sana bekerja. Jadi destinasi berjalan, profesi kami juga akan kembali hidup nantinya ketika PPKM berakhir," tukasnya. (idy)