Penanganan Corona
Sempat Mengadu ke Mensos Risma, Bansosnya Disunat Rp 50 Ribu, Kini Aryani Meralat Pernyataanya
Wanita yang mengaku menjadi korban pungutan liar bantuan PKH saat dikunjungi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengubah statemennya sehari.
Namun, harga barang komponen yang diterima tidak sesuai atau tidak genap Rp 200 ribu per bulan.
"Tadi sudah dihitung oleh bapak yang dari Satgas Pangan/Mabes Polri harga dari komponen yang diterima hanya Rp 177 ribu dari yang seharusnya 200 ribu jadi ada Rp 23 ribu. Coba bayangkan Rp 23 ribu dikali 18,8 juta," ungkap Risma.
Baca juga: Ada Lapisan Putih di Kulit, Apakah Wortel Masih Bisa Dikonsumsi? Simak Penjelasannya
Baca juga: Warga Terdampak PPKM di Ploso Kudus dapat Paket Sayuran dari Sesama Warga
Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Semarang Hari Ini Jumat 30 Juli 2021
Para penerima BST, BPNT/Program Sembako dan PKH diminta membantu pemerintah agar bantuan bisa sampai kepada penerima manfaat dan tidak ada tindak pemotongan oleh pihak siapapun.
"Tolong bantu kami untuk mengetahui apakah ada pemotongan atau tidak, kalau gini-gini terus tidak bisa selesai urusannya dan kapan warga mau bisa sejahtera," pintanya.
Adanya temuan tangan-tangan jahil di Tangerang, Risma tegas mengatakan sampai detik ini Kota Tangerang paling parah soal penyelewengan distribusi bantuan sosial kepada masyarakat selama pandemi Covid-19.
"Jadi kayaknya ini paling berat, karena sebetulnya yang pertama kartu harusnya dipegang penerima manfaat kan bahaya, kalo kartu itu dipegang oleh orang lain sementara pin nya juga ada disitu tidak boleh semestinya," kata Risma. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Wajah Ketakutan, Ibu Diduga Korban Pungli Bansos di Tangerang Mendadak Cabut Omongan: Saya Grogi,