Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Cerita Dedi Jalani Profesi Pemanjat Tower BTS yang Berisiko, Tugasnya Cek Alat Pemancar Sinyal

Di tengah terik matahari siang yang menyengat kulit, seorang pria terlihat menaiki tangga yang ada di samping salah satu gedung di wilayah Banyumanik.

Penulis: budi susanto | Editor: moh anhar

“Mayoritas 70 meter lebih, kalau paling tinggi saya pernah memanjat tower BTS 92 meter lebih di Dieng,” ujarnya pria kelahiran Magelang yang kini tinggal di Kota Semarang itu, Senin (2/8/2021).

Dilanjutkan pria ramah itu, selain membutuhkan stamina dan konsentrasi, cuaca tak menentu juga menjadi tantangan dalam melaksanakan tugasnya.

“Seperti sekarang cuaca sangat panas, membuat stamina terkuras. Dehidrasi menjadi momok menakutkan kalau cuaca seperti ini, bahkan beberapa rigger tak jarang pingsan saat di atas tower karena kekurangan cairan, apalagi berjam-jam di atas ketinggian,” jelasnya.

Dedi menuturkan, peralatan sangat berperan untuk keamanan para rigger ketika melaksanakan tugasnya.

“Kalau dipersentasekan seberapa berperannya alat untuk menunjang keselamatan rigger, ya peralatan di angka 30 persen, keahlian 30 persen, sisanya doa dan keyakinan,” tuturnya sembari tertawa.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Semarang Turun Selama PPKM Level 4, Diperpanjang atau Tidak? Ini Kata Hendi

Baca juga: RESMI! Presiden Jokowi Perpanjang PPKM Level 4 Hingga 9 Agustus 2021 di Kabupaten/Kota Tertentu

Baca juga: Kecelakaan Helikopter Jatuh 4 Penumpang Meninggal, Polisi Masih Lakukan Investigasi

Tower BTS yang ia panjat di wilayah Banyumanik, merupakan lokasi pertama dari tiga tower yang akan ia kerjakan hari ini.

“Ada tiga tower BTS, kebetulan lokasinya di Semarang semua. Biasanya di luar daerah dan lokasinya di atas bukit. Kalau di perkotaan seperti sekarang ya enak tak perlu jalan jauh,” ucap Dedi yang biasanya mengerjakan 10 tower dalam sepekan itu.

Sembari mengemasi peralatannya, Dedi mengatakan tidak semua orang mau melakoni profesi solo rigger installer BTS, lantaran risiko yang dihadapi sangat besar.

“Tidak semua mau, ada yang hanya satu bulan, bahkan saat dihadapkan tower tinggi ada yang menyerah dan keluar. Kalau saya kebalikannya, merasa tenang saat ada di ketinggian, apalagi pemandangannya indah,” imbuhnya sembari melangkah pergi menuju lokasi lainya. (*)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved