Penanganan Corona
Kisah Nugroho Keuangannya Jebol Pasca Positif Covid-19, Cek Kesehatan Virus Ditanggung Pribadi
Penanganab virua corona jauh dari kata sempurna. Pengobatan karena Covid-19 tidak sepenuhnya ditanggung pemerintah.
Hari keempat belas isolasi mandiri, ia tes dan dinyatakan negatif Covid-19. Bobotnya tubuhnya sudah anjlok karena jarang makan dan tidur.
Karena keadaan badannya sempat drop, Nugroho berinisiatif periksa ke laboratorium untuk cek hematologi lengkap, ditambah pemeriksaan d-dimer (uji pengentalan darah), serta paru-parunya dengan melakukan rontgen thorax.
Dari informasi yang ia temukan selama isolasi mandiri, sejumlah pasien maupun penyintas Covid-19 mengalami pengentalan darah dan pneumonia.
"Hasil cek laboratorium, saya dapatkan d-dimer saya tinggi. Normalnya orang 500, saya 2.100," ungkapnya.
"Saya baru tahu paru-paru saya buruk. Yang kanan, atas, tengah, bawah, semuanya kabut. Yang kiri, seluruhnya bercak," ujar Nugroho.
"Saya kena pneumonia. Kena infeksi viral di seluruh paru," lanjutnya.
Keadaan itu tidak terdeteksi sebelumnya karena ia menjalani isolasi mandiri, bukan dirawat di rumah sakit di mana kesehatannya terpantau dokter dan sewaktu-waktu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Covid-19 memang sudah berlalu. Singkat kata, Nugroho sudah dinyatakan "sembuh" dari Covid-19. Namun, dengan pengentalan darah dan pneumonia yang ia derita kini, tubuhnya jauh dari kata pulih.
Keadaan itu ironis sebab Nugroho, walaupun sudah masuk usia lanjut, merupakan orang yang selama ini segar-bugar. Ia aktif bersepeda.
Ia pun mengaku, sejak 2016, ia tak pernah berobat ke dokter atau rumah sakit lantaran memang senantiasa dalam kondisi sehat.
"Paru-paru adalah bagian dari tubuh yang regenerasi selnya paling lambat. Kerusakan di tempat dia pulihnya selalu lama dibanding kerusakan di daerah lain. Jadi walaupun sudah tidak infeksi, dia belum bisa pulih."
Biaya membengkak
Untuk menyembuhkan paru-parunya dari pneumonia, ia bukan hanya mesti mengonsumsi obat, melainkan juga harus melakukan terapi dan kegiatan fisik.
Tapi, dengan darah yang mengental, aktivitas fisik justru dapat menimbulkan risiko serangan jantung dan stroke.
Karena itulah indikator d-dimer harus dipantau terus. Darahnya tak boleh lama dibiarkan mengental.