Penanganan Corona
Kisah Nugroho Keuangannya Jebol Pasca Positif Covid-19, Cek Kesehatan Virus Ditanggung Pribadi
Penanganab virua corona jauh dari kata sempurna. Pengobatan karena Covid-19 tidak sepenuhnya ditanggung pemerintah.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Penanganab virua corona jauh dari kata sempurna. Pengobatan karena Covid-19 tidak sepenuhnya ditanggung pemerintah.
Cek kesehatan sebagai dampak infeksi virus corona itu tetap ditanggung pribadi .
Tidak heran jika keuangan banyak keluarga jebol di saat pandemi.
Himpitan krisis keuangan saat pandemi dan besarnya biaya cek kesehatan menjadi kombinasi pas untuk semakin menyulitkan warga.
Baca juga: Anisa Rahma Merasa Dapat Ilham saat Sulit
Baca juga: Not Angka Pianika dan Lirik Biar Ku Lukis Senja Melukis Namamu Disana Budi Doremi Melukis Senja
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 Halaman 71 Subtema 2 Pembelajaran 2 Ide Pokok Penyandang Cacat Sukses
Nugroho Yudho (60) salah satu yang mengawalinya.
Cerita berawal ketika Nugroho menjemput istri yang baru selesai ikut hajatan doa bersama beberapa pekan lalu.
Setibanya di tempat berlangsungnya acara, Nugroho menyempatkan turun guna menyapa sejumlah rekan.
Keesokan hari, beredar kabar bahwa ada empat orang di acara itu yang positif Covid-19. Nugroho dan keluarga lalu mengisolasi diri.
"Tapi berapa hari kemudian, yang gejala malah aku. Kepalaku pusing banget, menggigil, aku langsung periksa," kata Nugroho ketika berbincang dengan Kompas.com.
Ia sempat menyangka dirinya tertular demam berdarah dengue (DBD). Namun, belakangan, hasil swab PCR menyatakan dirinya positif Covid-19. Istrinya negatif.
Nugroho menjalani isolasi mandiri di rumahnya di bilangan Cibubur. Program telemedicine yang ia ikuti rupanya hanya menyediakan resep obat. Ia perlu membawa resep itu dan menebusnya ke apotek Kimia Farma.
Selama isolasi mandiri, ia merasa tubuhnya menggigil seperti terserang demam, padahal angka di termometer menunjukkan bahwa suhu tubuhnya hanya 35 derajat Celsius. Sakit kepalanya hebat. Ia mencurigai tertular varian lain virus SARS-CoV-2.
"Saya tidak kehilangan rasa dan penciuman, tapi rasa yang saya rasakan hanya asin dan pahit. Itu sebabnya nafsu makan saya hancur dalam proses dua minggu. Berat saya turun delapan kilogram," ungkap Nugroho.
Karena gejala itu, nafsu makannya ambruk. Di sisi lain, ia tak bisa dan tak berani tidur. Sebab, tiga menit sekali ia harus menghirup oksigen dari tabung.
Presiden Jokowi Cabut Syarat Tes PCR dan Antigen, Tapi Ada Syaratnya |
![]() |
---|
Respons Kemenkes saat Aplikasi PeduliLindungi Disebut Melanggar HAM Oleh Amerika Serikat |
![]() |
---|
Pegawai dan Warga Binaan Lapas Purwokerto Disuntik Vaksin,Ignatius Gunaidi: Semuanya Lancar |
![]() |
---|
Dua Bulan Lagi Lebaran, Dinkes Kota Semarang Percepat Vaksinasi Booster, Kejar 70 Persen Sasaran |
![]() |
---|
Tanpa Terkecuali, Semua ASN Pemkab Purbalingga Wajib Vaksinasi Booster, Deadline Akhir Maret 2022 |
![]() |
---|