Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Corona

Kisah Nugroho Keuangannya Jebol Pasca Positif Covid-19, Cek Kesehatan Virus Ditanggung Pribadi

Penanganab virua corona jauh dari kata sempurna. Pengobatan  karena Covid-19 tidak sepenuhnya ditanggung pemerintah.

Editor: rival al manaf
SHUTTERSTOCK/DRAGANA GORDIC
Ilustrasi demam dan batuk sebagai salah satu gejala awal Covid-19. 

Nugroho jadi sering pergi ke dokter untuk berkonsultasi dan pergi ke laboratorium untuk memeriksakan tubuhnya secara berkala.

Sayangnya, untuk setiap lawatan itu, tentu harus ada biaya yang disisihkan. Dan biaya itu tidak kecil.

"Memang konsekuensinya itu di biaya. Biaya Covid-19 saya untuk obat-obatan semua itu mungkin habis Rp 1,2 – 1,3 juta, tapi biaya laboratorium..." kata Nugroho.

"Periksa d-dimer saja sekali periksa Rp 800.000-an. Saya sudah 3 kali periksa. Cek darah lengkap termasuk serologi itu habis sekitar 1,5 juta sekali periksa," ujar dia.

Hasil tes laboratorium kemudian dikonsultasikan dengan dokter spesialis. Ongkosnya bisa Rp 400.000-500.000.

Itu pun belum menghitung harga obat yang mesti ditebus -obat antistroke dan obat pengencer darah, misalnya.

"Saya bilang terus terang, 'dok, kalau bisa obatnya generik semua'. Untung, dia bisa memenuhi, kecuali dia tidak punya," ujar Nugroho.

"Jadi, totalnya sekali periksa itu bisa hingga Rp 2 juta. Sedikitnya saya sudah tiga kali periksa," lanjutnya.

Sudah begitu, lantaran statusnya sebagai lansia, Nugroho juga perlu mempercepat pemulihan dirinya dengan suplemen. Barang ini juga tidak murah.

 
"Di pasar itu ada yang Rp 200.000, ada yang jutaan. Beberapa saya dapat dikirim teman. Begitu saya cek ternyata yang harganya Rp 1,5 juta ini. Saya kebetulan saja banyak dapat bantuan walaupun posisi isolasi mandiri," ujar dia.

Ikhtiar kembali pulih

"Kalau ngomong stamina, saya orang yang fit. Begitu kena Covid-19, tumbang," sebut Nugroho.

"Memang kombinasi. Bukan hanya harus fit, tapi umur jangan tua. Kalau orang tua mau fit kayak apa, pasti dibikin hancur (oleh Covid-19). Umur menentukan," ujarnya.

Nugroho enggan meratap. Ia mengonsumsi semua asupan yang diperlukan untuk mengencerkan darah, semisal nanas dan kacang almon, juga mengonsumsi obat antistroke.

Sedikit berhasil. Indikator d-dimer dalam pemeriksaan kali kedua sudah turun ke 1.400. Namun, angka itu masih jauh dari 500.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved