Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kabar Pungli Pemakaman Covid-19 di Semarang Dibantah Keluarga

Masyarakat Kota Semarang beberapa hari terakhir diresahkan dengan beredarnya kabar pungli biaya pemakaman korban COVID-19 hingga belasan jutaan rupiah

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: galih permadi
Tribun Medan
Ilustrasi Pemakaman Virus Corona 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Masyarakat Kota Semarang beberapa hari terakhir diresahkan dengan beredarnya kabar pungli biaya pemakaman korban COVID-19 hingga belasan jutaan rupiah.

Setidaknya dikabarkan ada tiga lokasi yang menjadi temuan terjadinya kasus pungli pemulasaran itu, yaitu di wilayah Jangli, Jomblang, dan Bendan Ngisor.

Namun rupanya kabar tersebut justru mendapat bantahan dari pihak keluarga yang dimaksudkan dalam kabar tersebut.

Baca juga: Disperkim Semarang Sanggah Isu Pungli Pemakaman TPU Jatisari: Semua Free Dawuh Pak Wali

Seperti misalnya di Bendan Ngisor, keluarga yang dimaksud terkena pungli dalam kabar yang beredar tersebut justru tegas membantah.

Perwakilan keluarga, Didi Kristiyono bahkan menyatakan tidak pernah dikonfirmasi oleh pihak manapun terkait kebenaran kabar tersebut.

Dirinya pun menyesalkan adanya berita tersebut yang kemudian menimbulkan keresahan masyarakat di Kota Semarang.

"Dengan ini saya menyatakan tidak pernah melakukan wawancara dengan pihak manapun, termasuk dengan salah satu surat kabar yang memuat berita pada tanggal 3 Agustus 2021 tentang pungli biaya pemakaman jenazah pasien corona di Semarang," sebutnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Rabu (4/8/2021).

"Pihak keluarga, ahli waris, dan warga Bendan Ngisor sangat menyesalkan adanya berita tersebut," tutupnya.

Sementara itu, Lurah Bendan Ngisor, Koyin yang turut membantu dalam proses pemulasaran korban COVID-19 tersebut mengaku baru mengetahui adanya permasalahan tersebut dari berita yang dimuat.

Dirinya bahkan mengungkapkan hingga saat ini tidak ada keluhan dari pihak keluarga terkait proses pemulasaran yang telah dilakukan.

"Kronologinya, almarhumah, bu Nunuk meninggal jam sebelas malam, lalu saya meminta bantuan babinsa, babinkamtibmas, serta Pak RW 1, dan intinya siap. Lalu dari pihak keluarga berterima kasih karena Babinsa dan Babinkamtibmas juga menunggui sampai pemakaman jam setengah lima pagi," terang Koyin.

"Kami, termasuk pihak keluarga, adik almarhumah juga baru tahu kalau ada persoalan setelah adanya kabar ini. Dari pihak keluarga sendiri tidak mempermasalahkan apapun," tekannya.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved