Berita Semarang
Tak Ada Pemasukan Selama PPKM, Semarang Zoo Andalkan Dana Cadangan dan Donasi untuk Pakan Hewan
Dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sangat dirasakan oleh seluruh pelaku pariwisata, tak terkecuali Semarang Zoo.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sangat dirasakan oleh seluruh pelaku pariwisata, tak terkecuali Semarang Zoo.
Semarang Zoo saat ini mengandalkan dana cadangan dan donasi dari para dermawan untuk memenuhi kebutuhan pakan hewan lantaran tidak ada pemasukan dari kunjungan.
Direktur Semarang Zoo, Choirul Awaludin mengatakan, memiliki dana cadangan yang diperkirakan bisa untuk memenuhi kebutuhan pakan selama dua hingga tiga bulan.
Baca juga: Jalan Kaki Sejauh 880 Kilometer, Lansia Ini Berharap Corona Musnah Saat Hari Kemerdekaan
Baca juga: Penyintas Covid-19 di Cilacap Dihimbau Ikut Donor Plasma Konvalesen, Ini Kata Bupati Tatto
Baca juga: Disbudpar dan PKK Kota Semarang Donasi Pakan Hewan untuk Semarang Zoo
Karena kondisi saat ini pariwisata masih belum mendapatkan relaksasi, pihaknya pun juga mengandalkan donasi dari para dermawan.
Di sisi lain, Semarang Zoo mencoba berinovasi dengan membuat piknik virtual.
"Wisatawan bisa donasi beli pakan hewan, nanti mereka bisa menyaksikan secara live streaming yang kami siarkan di media sosial kami. Itu yang kami lakukan untuk mengurangi beban operasional," kata Awal, Rabu (4/8/2021).
Dia menyebut sejauh ini ada sekitar delapan donatur yang mendonasikan baik dalam bentuk uang untuk membeli pakan ataupun sudah dalam bentuk pakan.
Menurutnya, kebutuhan pakan untuk memberi makan hewan khusunya karnivora memang cukup besar.
Misalnya saja, satu ekor harimau makan lima kilogram daging dalam sehari.
Semarang Zoo sendiri memiliki 13 ekor harimau.
Adapun jumlah keseluruhan hewan yang ada di Semarang Zoo sekitar 280 dengan 58 spesies.
"Bantuan dari para donatur tentu sangat bermanfaat bagi kami. Banyak sedikit kami terima karena kondisi operasional kami tidak bisa mengandalkan dari pengunjung," ucapnya.
Di sisi lain, pengeluaran gaji karyawan juga tetap berjalan. Awal mengatakan, tidak melakukan pengurangan karyawan namun manajemen memotong gaji.
Baca juga: Tanggapi Sejumlah Camat Diduga Langgar Protokol Kesehatan, Joko: Menjadi Pelajaran untuk Semuanya.
Baca juga: Ditinggal Penjaga Salat Subuh, Satu Set Komputer di Balai Desa Doyong, Sragen Raib
Baca juga: Alhamdulillah, Ada 35 Ribu Pekerja di Banyumas Masuk Daftar Bantuan Subsidi Upah Kemenaker 2021
Namun demikian, jam kerja juga dibatasi. Semula jam kerja karyawan pukul 07.00 - 16.00. Selama PPKM jam kerja diubah menjadi 08.00 - 12.00.
Dia berharap, sektor wisata bisa segera dilonggarkan. Apalagi, pariwisata juga menjadi bagian dari penggerak ekonomi masyarakat.
"Ketika diberi kelonggaran, kami bisa melakukan protokol kesehatan," ucapnya. (*)