Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Bisnis

Sayudi Cuma Lulus SD, Tapi Punya 700 Cabang Warteg Kharisma Bahari, Bagaimana Ia Memulai Usahanya?

Pendidikan tinggi hanyalah sebagai penunjang, bukan penjamin kesuksesan seseorang. Dan yang penting kerja keras. Inilah yang dipegang Sayudi

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: moh anhar
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Pemilik Warteg Kharisma Bahari, Sayudi 

"Kunci sukses menurut saya yaitu menjadi diri sendiri, jadi tidak perlu meniru orang lain atau sesuatu yang sudah ada. Kita cukup menjadi diri sendiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Selain itu, jangan pernah takut untuk memberikan semacam promo, dan paling penting ketika melihat seseorang sukses berhasil, jangan malah dibully, tapi cari informasi kenapa bisa seperti itu. Apalagi jika memiliki usaha di bidang yang sama katakan warteg," jelasnya. 

Memiliki anggapan bahwa pendidikan adalah penunjang tapi bukan penjamin sesorang menjadi sukses, karena kesuksesan kembali lagi pada masing-masing individu. 

Dengan kata lain orang yang memiliki pendidikan rendah belum tentu akan selalu bodoh dan miskin ataupun sebaliknya. 

Maka Yudi pun menganggap sekolah adalah penunjang, tapi bukan penentu kesuksesan seseorang.

Meski demikian, ia tetap menginginkan anak-anaknya menimba ilmu setinggi-tingginya, sesuai minat mereka masing-masing. 

Hobi menyanyi  

Selain disibukkan mengurus usaha warteg miliknya, Yudi juga diketahui mengisi waktu luang dengan membuat video musik.

Dalam vidoe musik itu, ia sendiri menjadi model pemerannya kemudian diposting di channel Youtube bernama Kharisma Bahari Official. 

Baca juga: Kabar Duka Ayah Mohammad Ahsan Meninggal Dunia, Sosok Kuat di Balik Kesuksesan Ahsan di Bulu Tangkis

Baca juga: Diam-diam Soekarno Bawa Benda Terakhir Ini saat Diusir dari Istana, Petugas Istana Negara Gempar

Saat ditanya ia mengaku hanya sekedar hobi sekaligus memanfaatkan untuk sarana promosi Warteg Kharisma Bahari.

Karena setiap video pasti muncul tulisan Kharisma Bahari sehingga bisa dijadikan ajang promosi. 

Sedangkan untuk Filosofi nama Kharisma dipilih, menurut Yudi, melalui nama tersebut ia ingin mengubah image yang selama ini ada di masyarakat yang menilai warteg itu kumuh atau kurang bersih. 

Sehingga melalui kharisma Yudi juga ingin menunjukan bahwa warteg nya berbeda dan jauh dari kesan "kumuh, jorok" inilah yang menjadikan warteg nya diminati masyarakat. 

"Adanya pandemi Covid-19 dan PPKM tentu berpengaruh terhadap usaha saya, tapi ya bagi saya yang penting masih bisa bayar karyawan, kontrak tempat, dan lain-lain. Ya mau bagaimana lagi memang sedang seperti ini kondisinya. Kalau bahas menu masakan di warteg saya ya sama saja dengan yang lain, tapi yang membedakan dicara penataan dan kebersihannya, itu yang menjadi pembeda dan saya tonjolkan," pungkasnya. (*) 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved