Berita Internasional
Korea Utara Sebut Korea Selatan dan AS Tingkatkan Ketegangan dengan Gelar Latihan Militer Gabungan
Korea Utara akan menunjukkan biaya yang harus ditanggung Korea Selatan karena memilih aliansi dengan Washington daripada perdamaian antar-Korea.
TRIBUNJATENG.COM, SEOUL – Pemerintah Korea Utara menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan memilih untuk meningkatkan ketegangan.
Hal itu disampaikan oleh salah satu petinggi Partai Buruh Korea Utara, Kim Yong Chol, sebagaimana dikutip media pemerintah Korea Utara, KCNA.
Kim Yong Chol merupakan seorang jenderal cum politikus yang memainkan peran penting dalam pertemuan antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan mantan Presiden AS Donald Trump, demikian dilaporkan Metro.
Baca juga: PBB Desak Taliban Akhiri Serangan di Kota-kota Afghanistan: Banyak Warga Sipil Terbunuh
Dia mengkritik Korea Selatan dan AS karena merespons niat baik Pyongyang dengan tindakan bermusuhan.
Pernyataan itu muncul setelah adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, memperingatkan Seoul dan Washington mengenai latihan militer gabungan tahunan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, “Negeri Ginseng” dan “Negeri Paman Sam” bakal menggelar latihan militer gabungan tahun ini yang dimulai pekan ini.
Di sisi lain, Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara tidak menjawab panggilan rutin antar-Korea pada Selasa (10/8/2021).
Pada Rabu (11/8/2021), Kim Yong Chol menyoroti keputusan Korea Selatan yang melanjutkan latihan militer gabungan dengan AS.
Dia mengatakan, Korea Utara akan menunjukkan biaya yang harus ditanggung Korea Selatan karena memilih aliansi dengan Washington daripada perdamaian antar-Korea.
"Kami akan membuat mereka menyadari betapa berbahayanya pilihan yang mereka buat,” kata Kim Yong Chol.
“Dan seberapa dekat mereka dengan krisis keamanan besar dengan membuat pilihan yang salah," sambung Kim Yong Chol. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korut Sebut AS dan Korsel Pilih Meningkatkan Ketegangan"
Baca juga: Arab Saudi Tangkap 207 Pejabat Kementerian karena Kasus Korupsi Bidang Pertahanan hingga Kesehatan