Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Tarko Warga Banyumas Ini Ubah Angkot Jadi Ambulans Desa, Bantu Antarkan Warga Vaksin & Tes Swab

Bersamaan dengan itu kondisi Covid-19 di Desa Karangnangka semakin meningkat dan banyak warga desa yang positif dan butuh angkutan baik untuk vaksin a

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: m nur huda
TRIBUNBANYUMAS/Permata Putra Sejati 
Tarko (45) warga RT 3 RW 4, Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas saat menyemprot angkot miliknya dengan disinfektan yang berinisiatif mengubah angkot menjadi ambulans dadakan di desanya, Selasa (10/8/2021).  

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Angkutan kota atau yang dikenal sebagai angkot biasa dimanfaatkan untuk mengangkut penumpang di kawasan perkotaan. 

Akan tetapi eksistensi angkot sebagai transportasi umum saat ini semakin tergerus dengan keberadaan angkutan online. 

Banyak sopir angkot yang memilih berhenti dan berganti profesi agar tetap bertahan dikala pandemi. 

Pernahkah terpikirkan, angkot yang digunakan mengangkut penumpang dialihfungsikan menjadi ambulan Desa untuk pasien Covid-19. 

Dialah Tarko (45) warga RT 3 RW 4, Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas yang berinisiatif mengubah angkot menjadi ambulan desa.

Dia bercerita sejak pandemi Covid-19 penghasilannya sebagai sopir angkot sangat turun. 

Bahkan sejak adanya kebijakan PPKM, angkot miliknya sudah tidak jalan selama lima bulan. 

"Saya ubah jadi ambulan desa, karena banyak ibu-ibu, bapak, orang tua yang justru minta diantar ke Puskesmas.

Katanya mau vaksin dan swab juga, banyak warga desa yang belum punya akomodasi angkutan. 

Saya tawarkan kalau pakai angkot mau tidak," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (10/8/2021). 

Bersamaan dengan itu kondisi Covid-19 di Desa Karangnangka semakin meningkat dan banyak warga desa yang positif dan butuh angkutan baik untuk vaksin ataupun tes swab antigen. 

Karena kondisi yang demikian, Satgas Covid-19 Desa Karangnangka menawarkan kepada Tarko agar memanfaatkan angkot miliknya menjadi ambulan desa. 

"Sempat takut dan khawatir, banyak kasus yang meninggal dan sebagainya. 

Tapi ketakutan itu bisa ditutupi, karena saya merasa kasihan," imbuhnya. 

Diapun akhirnya diajari oleh Satgas Covid-19 desa agar menjadi sopir yang mengangkut 
warga suspect atau yang akan vaksin. 

Tarko kemudian memakai APD lengkap dan tetap menjaga kebersihan angkot. 

Masyarakat yang melihat dia pakai APD sembari mengemudikan angkot mengundang banyak perhatian. 

"Sempat dikira nakes beneran, tapi kok mengemudikan mobil angkot. 

Saya pakai APD lengkap, itu mereka bukan takut orangnya tapi takut saya pakai seragam APD. 

Orang-orang pada tanya siapa yang akan dibawa," tuturnya. 

Ada cerita lucu saat Tarko mengangkut warga desa untuk tes swab ataupun vaksin, yaitu tidak jarang tiba-tiba ada penumpang umum yang menyegat dijalan. 

"Dikira saya bawa penumpang umum, padahal suspek Covid-19.

Saya cuma lambaikan tangan saja," tambahnya. 

Dalam satu angkot, maksimal Tarko mengangkut lima orang warga baik yang akan vaksin atau swab. 

Tarko mengatakan selama dialihfungsikan menjadi menjadi ambulan, dia menerima bayaran hanya dari tim Satgas Covid-19 Desa Karangnangka. 

"Kalau warga tidak membayar, jadi kalau mereka minta diantarkan buat vaksin atau swab itu gratis. 

Saya terima uang dari satgas saja," katanya. 

Tarko bercerita selain menjadi sopir angkot, dia juga suka memancing ikan di sungai untuk menambah penghasilan. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved