Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Banyak Wilayah Jatuh ke Tangan Taliban, Ribuan Warga Afghanistan Mengungsi hingga Tidur di Jalanan

Dengan banyaknya wilayah jatuh ke tangan Taliban, ribuan warga meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat aman di Ibu Kota Kabul.

Tribunnews.com/AFP
Banyak warga yang tinggal di jalan-jalan di ibu kota Kabul. 

"Dulu kami hidup enak, tapi karena ledakan bom rumah kami hancur dan kami datang ke sini," katanya. "Kami meninggalkan rumah kami hanya dengan selembar pakaian dan tanpa uang."

Organisasi-organisasi kemanusiaan telah memperingatkan bahwa jumlah pengungsi internal di Afghanistan akan meningkat sejak pasukan yang dipimpin AS mulai ditarik dari negara itu pada awal tahun ini, setelah operasi militer selama 20 tahun.

Operasi itu dimulai pada tahun 2001 menyusul serangan 11 September di Amerika Serikat. Sekarang, sebagian besar pasukan asing sudah angkat kaki dari Afghanistan.

Sejak itu, bentrokan antara Taliban dan pasukan pemerintah meningkat. Taliban telah merebut setidaknya delapan dari 34 ibu kota provinsi negara itu, dan mengancam akan merebut lebih banyak lagi.

Beberapa pejabat AS yang tidak disebutkan namanya juga dikutip surat kabar Washington Post mengatakan bahwa bahkan Kabul bisa jatuh ke tangan Taliban dalam 90 hari ke depan, berdasarkan asesmen militer AS.

Situasi ini menyebabkan semakin banyak orang mengungsi ke ibu kota. Pada bulan Juli, PBB memperingatkan bahwa terdapat tambahan 270.000 orang pengungsi di Afghanistan setelah pasukan asing mulai pergi — jumlah ini diperkirakan meningkat tajam hanya dalam beberapa hari terakhir.

Di tengah semua ini lebih dari 1.000 warga sipil telah tewas, menurut PBB.

Beberapa LSM mengatakan bahwa pengungsian massal ini terutama akan sangat berdampak pada perempuan dan anak-anak.

"Kami melihat banyak peningkatan pelaporan seputar kebutuhan perlindungan kesehatan, kekerasan berbasis gender, eksploitasi seksual, serta pelecehan dan perdagangan manusia," kata Jared Rowell, Direktur Dewan Pengungsi Denmark di Afghanistan, kepada BBC.

"Pernikahan dini juga akan menjadi masalah yang lebih besar karena anak-anak perempuan dan gadis dijual demi mendapatkan uang tunai untuk menghidupi keluarga mereka. Masalah seperti itu, yang selalu ada, akan menjadi semakin parah."

Selain makanan, tempat tinggal, serta barang-barang kesehatan dan sanitasi, kata Rowell, para pengungsi di Kabul sangat membutuhkan uang tunai.

"Sangat penting orang-orang memiliki akses ke uang tunai," katanya. "Artinya lembaga seperti DRC dapat memberi mereka distribusi uang tunai yang bisa mereka gunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan sebaik-baiknya.

"Uang tunai juga sangat penting pada saat seperti ini, terutama ketika mereka pindah ke kota besar seperti Kabul dengan harga pangan yang tinggi dan pasar dengan harga yang naik-turun karena situasi yang tidak stabil."

Bagi Asadullah, harapan terbesarnya saat ini adalah supaya keluarganya suatu hari nanti dapat kembali ke kehidupan normal mereka di Kunduz.

"Kami ingin kembali dan melanjutkan hidup di sana," katanya. "Kami berharap suatu hari perdamaian akan datang ke Afghanistan, dan negara kami akan bebas." (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Afghanistan: Lari dari Taliban, pengungsi tidur di jalanan ibu kota Kabul

Baca juga: Ratusan Anak Jadi Korban Bom dan Baku Tembak Pasukan Taliban dan Afganistan

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved