Penangkapan Teroris di Jateng
Sosok Terduga Teroris di Semarang yang Membuat Istri dan Warga Kaget, Ini Cerita Para Tetangga
"Yang saya tahu hanya itu, tadi istri dan anak-anak terduga masih tampak syok saat pengeledahan," ujarnya
"Setiap ada kerja bakti dan ada tetangga yang kesusahan Pak Djoko selalu semangat untuk membantu. Orangnya arif bijaksana dan hubungan ke tetangga sangat bagus," papar Ghufroni.
Djoko dimata para tetangganya juga dikenal sebagai orang yang terbuka tak pernah bermasalah.
Bahkan, rumahnya yang baru saja direnovasi setiap sore menjadi tempat ngaji para anak-anak di lingkungan tersebut.
Di rumah tersebut ia tinggal bersama seorang istri dan enam orang anak dengan anak pertama sudah berstatus mahasiswa.
"Istrinya yang mengajar ngaji, kalau Pak Djoko setiap harinya aktif di kegiatan sebuah lembaga sosial di Jatisari. Rumahnya beliau juga baru direnovasi bantuan dari RTLH Pemprov Jateng," bebernya.
Tak ada orang asing yang kerap mendatangi rumah tersebut.
Terduga juga diketahui jarang melakukan perjalan ke luar kota.
Ia banyak menghabiskan waktunya di wilayah sekitar.
"Dulu pernah kerja sales kacamata, kaus kaki, kalau sekarang serabutan biasanya buruh nukang di rumah tetangganya," terangnya.
Ia menjelaskan, penangkapan terduga dilakukan selepas salat subuh oleh beberapa orang berpakaian preman.
Selepas penangkapan yang dilakukan secara senyap tersebut, sejumlah barang bukti disita dari rumah terduga.
Anggota Densus 88 melakukan pengeledahan di rumah terduga, Jumat (13/8/2021) sekira pukul 10.30.
Setelah melakukan pengeledahan sekira satu jam, anggota Densus membawa sejumlah barang di antaranya empat handphone jadul, dua handphone android, lima buah buku, dua buku rekening, peta, dan dua lembar kertas.
"Yang saya tahu hanya itu, tadi istri dan anak-anak terduga masih tampak syok saat pengeledahan," ujarnya.
Tetangga korban, Oksi menjelaskan, tak menyangka terhadap kejadian penangkapan terduga teroris.