Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penangkapan Teroris di Jateng

Sosok Terduga Teroris di Semarang yang Membuat Istri dan Warga Kaget, Ini Cerita Para Tetangga

"Yang saya tahu hanya itu, tadi istri dan anak-anak terduga masih tampak syok saat pengeledahan," ujarnya

Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
Kondisi rumah Febriana Safrudin Firmansyah alias firman. Ia ditangkap oleh Densus 88 di sebuah rumah di Jalan Bukit Teratai RT 11 RW 19 , Sendang Mulyo, Tembalang, Kota Semarang, Jumat (13/8/2021). 

Barang-barang yang dibawa, lanjut ia, berupa buku tulis, buku tabungan, stempel. Jumlah tiap item dari barang tersebut kurang mengetahuinya.

"Setahu saya itu saja," jelasnya.

Ia mengatakan, terduga sudah lama tinggal di tempat tersebut, persisnya berapa tahun ia kurang tahu pasti.

Yang jelas, terduga sudah masuk daftar penduduk setempat namun KTP bukan warga Sendangmulyo.

"Sudah lama menetap di sini. Rumahnya yang ditempati statusnya juga rumah sendiri ga ngontrak," paparnya.

Penangkapan tersebut juga membuat warga kaget lantaran terduga yang biasa disapa Firman tak menunjukan gelagat aneh di masyarakat.

"Saya melihat selama ini aktivitasnya seperti warga pada umumnya. Di rumah terduga juga ada bengkel dan ia suka ternak  kambing," imbuh Muslihin.

Diberitakan sebelumnya, Densus 88 tangkap dua terduga teroris di Kota Semarang yakni Djoko Soewarno (46) dan Febriana Safrudin Firmansyah (45).

Para terduga merupakan anggota Jamaah Islamiah (JI) yang diamankan anggota Densus di masing-masing kediamannya, Jumat (13/8/2021) pagi.

Untuk terduga Djoko Soewarno (46) ditangkap selepaskan melaksanakan salat subuh di Masjid Kasmuri Nurussalam yang tak jauh dari rumahnya.

Selepas salat tersebut, ia dibekuk anggota Densus tepat di depan rumahnnya di Gang Damai 3, RT 7 RW 6, Wonolopo, Mijen, Kota Semarang.

"Istri dan anak Pak Djoko kaget atas penangkapan tersebut, kami sebagai warga juga tak percaya jika Pak Djoko diamankan aparat kepolisian lantaran diduga terlibat kasus terorisme," terang Ketua RT 7 RW 6, Wonolopo, Muhammad Ghufroni kepada Tribunjateng.com.

Ia menjelaskan, perasaan kaget yang dialami anak istri dan tetangga terduga teroris bukan tanpa alasan.

Pasalnya, terduga selama ini dikenal sebagai  sosok yang ramah terhadap tetangga dan memiliki jiwa sosial tinggi.

Terduga selama empat tahun tinggal di wilayah tersebut selalu ringan tangan ketika diminta tolong oleh tetangga sehingga tetangga tak menyangka sama sekali terduga terlibat aktivitas terorisme.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved