Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Menu Diet

Menu Diet 5 2, Ternyata Bisa Diterapkan Melalui Puasa Senin Kamis, Berikut Penjelasannya

Jika diet tradisional cenderung harus membatasi kalori setiap waktu, maka diet intermiten atau diet puasa tidak demikian

Editor: muslimah
shutterstock
Ilustrasi diet diet 5:2 

Sebagaimana sudah dijelaskan di paragraf awal, pelaku diet 5:2 hanya mengonsumsi 25 persen dari kebutuhan kalori normal selama dua hari, atau sekitar 600 kalori per hari untuk pria.

Sedangkan lima hari sisanya, kita bisa makan seperti biasa tanpa harus membatasi kalori.

Pola diet ini relatif populer bagi orang-orang yang berusaha menurunkan berat badan, karena pengurangan kalori secara drastis membuat upaya penurunan berat badan mereka menjadi efektif.

Juga, orang menyukai diet 5:2 karena ada yang mereka tunggu, yaitu hari di mana mereka bisa mengonsumsi makanan tanpa batasan.

Meski demikian, para ahli menyarankan kita untuk mengonsumsi makanan sehat pada saat kita tidak perlu membatasi kalori, jadi bukan makan berlebihan.

Jika kita menerapkan diet 5:2 dan mengonsumsi kalori berlebihan selama lima hari, usaha kita untuk menurunkan berat badan sulit membuahkan hasil.

Manfaat diet 5:2

Diet intermiten sudah terbukti menjadi cara penurunan berat badan yang efektif dari berbagai studi.

Sayangnya, metode diet 5:2 yang merupakan salah satu varian dari diet intermiten belum dipelajari lebih jauh.

Padahal jenis diet ini sebenarnya sudah banyak dilakukan di Indonesia jaman dulu, dan dikenal sebagai puasa Senin Kamis.

Sebuah temuan studi terbaru menemukan, diet intermiten seperti membatasi waktu makan atau berpuasa penuh dalam sehari sama-sama menghasilkan penurunan berat badan.

Williams mencatat diet intermiten dapat mendukung fungsi insulin, dan dia mengakui diet tersebut bisa menurunkan berat badan.

"Rehat dari makan memungkinkan tubuh beralih dari mode pesta ke mode puasa, yang mendukung berfungsinya insulin dan glukosa, serta berat badan yang sehat dan sensitivitas insulin," tuturnya.

Satu studi mendukung pernyataan Williams, di mana diet intermiten dapat membantu mengurangi HbA1c --pengukuran kadar gula darah selama dua hingga tiga bulan-- pada penderita diabetes tipe 2.

"Waktu istirahat atau jeda asupan kalori ini juga memungkinkan autophagy, pembuangan dan perbaikan limbah seluler yang berperan dalam mengurangi risiko penyakit kronis," tambah dia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved