Berita Nasional
13.500 Anak Indonesia Kehilangan Orangtua Akibat Pandemi Covid-19
Belasan ribu anak-anak menjadi yatim-piatu lantaran kehilangan orangtua yang meninggal karena terinfeksi virus ini.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 menghantam berbagai sendi kehidupan.
Kerugian akibat virus corona tak hanya melulu soal ekonomi.
Banyak korban jiwa akibat virus tersebut.
Baca juga: Pasien Covid-19 Ditagih Rp 488 Juta, Pihak Rumah Sakit Beri Penjelasan
Korbannya pun tak memandang usia.
Selama 1,5 tahun pandemi Covid-19 berlangsung, belasan ribu anak-anak terpaksa menjadi yatim-piatu lantaran kehilangan orangtua yang meninggal karena terinfeksi virus ini.
Menurut Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Kaliaga Ginting, ada sekitar 13.500 anak yang kehilangan ayah atau ibunya yang meninggal karena terpapar Covid-19.
Alexander mengatakan, persentase kematian nasional akibat Covid-19 terbilang tinggi, yakni mencapai 3,5 persen.
"Dari risiko kematian kita cukup tinggi di atas 3,5 persen. Kemudian juga dari laporan berbagai institusi bahwa jumlah anak yang kehilangan salah satu orang tua atau ibu atau ayah itu lebih kurang 13.500," kata Alex dalam dialog virtual bertajuk 'Strategi Isolasi Terpusat Minimalisir Fatalitas Akibat Covid-19' yang disiarkan YouTube BNPB, Kamis (2/9/2021).
Menurut Alex, tak sedikit pula di antara belasan ribu anak tersebut yang kehilangan kedua orang tuanya sekaligus.
Ini disebabkan oleh klaster keluarga yang terbentuk akibat tak segera dilakukannya isolasi di tempat isolasi terpusat.
"Di antara mereka dan yang kehilangan keduanya, ayahnya meninggal, ibunya juga meninggal.
Dan kalau kita baca laporan tersebut bahwa semua ini karena dampak klaster keluarga dan penularan ini bisa dari ibunya, bisa dari ayahnya," tambah Alex.
Untuk itu kata Alex, apabila ada anggota keluarga sudah terdeteksi positif corona dan kondisi di rumah tidak memadai untuk isolasi mandiri (isoman), maka sebaiknya segera dirujuk ke isolasi terpusat agar klaster keluarga tidak melebar.
"Karena jika isoman apabila rumahnya tidak memadai, ini salah satu yang berpotensi naiknya klaster keluarga sehingga tak heran jika 1 wilayah kasus tinggi karena penularan dari isoman," katanya.
Pemerintah menganjurkan masyarakat yang dinyatakan positif corona untuk menjalani isolasi di tempat isolasi terpadu (isoter) dibanding dengan isolasi mandiri (isoman) di kediaman masing-masing.