Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Wisata Watu Lempit Girikusumo Mranggen Demak, Sensasi Bermain Air Sungai di Sela-sela Bebatuan

Akhir pekan ini bisa untuk berkunjung objek wisata alam bersama keluarga di Watu Lempit yang terletak di Girikusumo, Banyumeneng, Mranggen, Demak.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: moh anhar

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Akhir pekan ini bisa dihabiskan untuk berkunjung objek wisata alam bersama keluarga.

Wisata Watu Lempit yang terletak di Girikusumo Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Demak bisa menjadi pilihan.

Destinasi wisata ini cukup unik.

Sebab, pengunjung akan disuguhkan bebatuan yang berada di dasar Sungai Barang atau warga sekitar menyebutnya Sungai Markaban.

Batu-batu itu terlihat seperti lipatan jika dipandang dari atas.

Sementara di sela-selanya terdapat air yang mengalir.

Di sekeliling sungai menjulang bukit-bukit nan rindang. Menambah indah dan asri lokasi wisata tersebut.

Baca juga: Pulihkan Ekonomi saat Pandemi, Mahasiswa KKN UNS Bantu Warga Kampung Batik Semarang Bikin Website

Baca juga: Peringati Hari Perhubungan Nasional, Sekda Banyumas Minta Dishub Tingkatkan Inovasi Pelayanan Publik

Baca juga: Peluang Ekonomi Menjanjikan, Teknik Ecoprint Buat Motif Kain Menggunakan Daun yang Ramah Lingkungan 

Rata-rata pengunjung yang datang tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bermain air di dasar sungai.

Pada aliran sungai juga terdapat kontur batu memanjang layaknya perosotan yang menjadi lokasi favorit anak-anak bermain.

Hanya saja masih terdapat lumpur yang mengendap di dasar sungai.

Jadi ketika airnya dibuat bermain, seketika air berubah warna menjadi kecokelatan.

Daya tarik lainnya yakni di atas sungai melintang jembatan tua yang tak lagi dipakai.

Jembatan itu merupakan sisa perlintasan kereta.

Dulunya, jembatan itu menjadi akses perdagangan warga sekitar.

Jika dilihat dari bawah, jembatan itu tampak menjulang dan tiang penyangganya masih tampak begitu kokoh.

Sangat ikonik, bukan?

Untuk mencapai ke lokasi tersebut, pengunjung bisa melalui jalur Semarang-Purwodadi

Baca juga: Sinopsis Drakor Tunnel Episode 5, Misi Tersembunyi Sun Jae

Baca juga: Prediksi Persipura Vs Persija BRI Liga 1 2021, H2H, Susunan Pemain dan Link Live Streaming

Sesampainya di pertigaan Pasar Mranggen, ambil arah ke selatan atau ke arah Desa Banyumeneng.

Untuk mencapai lokasi, jarak yang ditempuh yakni sepanjang 18 kilometer atau sekitar 20 menit.

Sesampainya di Desa Banyumeneng, agar tidak bingung, pengunjung ambil arah ke Pesantren Girikusumo.

Lokasi Watu Lempit tidak jauh dari pesantren tersebut.

Area parkirnya berada di sisi selatan pesantren.

Dari lokasi parkir pengunjung harus berjalan sekitar 200 meter untuk mencapai lokasi.

Pengunjung akan menyusuri hutan jati dan sesekali akan menemui rimbunnya pohon bambu selama berjalan menuju lokasi.

Setiap pengunjung ditarik retribusi sebesar Rp 7.500. Sementara untuk parkir sepeda motor tarifnya Rp 2 ribu dan mobil Rp 5 ribu.

Objek wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dadi Makmur Desa Banyumeneng secara resmi dibuka sejak 2020. Tempat itu ramai saat akhir pekan.

"Bisa sampai 500 sampai 700 tiket yang terjual," ujar pengelola wisata Fajar Wahyu Zulianto, Minggu (19/9/2021).

Ini merupakan kali pertama objek wisata tersebut dibuka lengkap dengan sejumlah pentas hiburan di sekitar lokasi Watu Lempit.

Ada hiburan barongsai, naga, dan ondel-ondel. Itu semua demi menarik pengunjung.

Ke depan hiburan itu akan dikemas semacam festival. Dan akan digelar secara berkala setiap bulan.

"Kami juga akan menggelar pentas kesenian kuda lumping barongsai. Pesertanya dari pemuda desa sini," kata dia.

Salah seorang pengunjung, Siti Nur Inayah (32) asal Kedungmundu, Semarang sengaja memboyong kedua anaknya untuk menghabiskan akhir pekan di Watu Lempit.

Ini merupakan kali pertama dia datang ke sana. Berbekal informasi dari kawannya, dia rela menempuh perjalanan dari Kota Atlas demi melunasi rasa penasarannya.

"Bagus. Lumayan buat anak-anak. Cuma Rp 7.500 sudah menyenangkan buat anak-anak," kata Inayah.

Pengunjung lainnya, Rika Noviana (26), sudah sering ke destinasi Watu Lempit. Ibu satu anak asal Kebonbatur, Mranggen itu memilih Watu Lempit selain karena murah juga letaknya dekat dengan rumahnya.

"Ini anak-anak main air sama foto-foto," kata Rika.

Objek wisata ini memang masih berusia belia sejak pertama resmi dibuka.

Apa lagi, belakangan tingginya kasus aktif Covid-19 akhirnya pemerintah melakukan kebijakan pembatasan, akhirnya upaya pengembangan terhambat.

Namun ke depan objek wisata tersebut akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas.

Baca juga: Orpega, Relawan Kemanusiaan Kalisapu Tegal Aktif Bantu Masyarakat saat Pandemi Covid-19. 

Baca juga: Peluang Ekonomi Menjanjikan, Teknik Ecoprint Buat Motif Kain Menggunakan Daun yang Ramah Lingkungan 

Misalnya perlengkapan toilet umum.

Saat ini memang sudah ada, namun toiletnya masih belum layak.

Kemudian pengelola juga akan menambah wahana flying fox dan akan dibuat bumi perkemahan di sekitar lokasi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved