Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Brebes

Wakil Ketua LDNU Jateng Bangun Aswaja Center, Pusat Pengajian Masyarakat Terbesar di Brebes Selatan

Aswaja Center Majelis Taklim dan Pesantren Virtual Kanzul Ilmi Center 2 (KIC) di Desa Kaliwadas, Bumiayu, Brebes didirikan.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
Dok Panitia
Pengurus KIC berfoto bersama di usai peletakan batu pertama pembangunan KIC 2 di Desa Kaliwadas, Bumiayu, Brebes. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 2, Benda, Sirampog, Brebes, yang juga Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Tengah, Dr KH Ahmad Najib Afandi atau Gus Najib membangun Aswaja Center Majelis Taklim dan Pesantren Virtual Kanzul Ilmi Center 2 (KIC) di Desa Kaliwadas, Bumiayu, Brebes.

Doa bersama dan peletakan batu pertama KIC 2 dihadiri tokoh masyarakat, Muspika Bumiayu dan pengurus MWC dan ranting NU Bumiayu.

Kanzul Ilmi Center (KIC) adalah Majelis taklim dan pusat pengajian masyarakat terbesar di Brebes Selatan.

Seperti diketahui, untuk KIC 1 terletak di Dukuh Talok Desa Dukuhturi, Bumiayu, Brebes.

Baca juga: Pengumpulan Dana PMI Kab Tegal Bidik Penerima BLT, Ketua PMI: Tidak Memaksa dan Bersifat Sukarela.

Baca juga: Anak Usia di Bawah 12 Tahun Semarang Boleh Masuk Mal Semarang, Aplikasi Peduli Lindungi Tetap Jalan

Baca juga: Ortu Siswa SMKN 1 Bawen Dibebaskan untuk Memilih Pengadaan Seragam, Yang Tak Mampu Dapat Bantuan

Dalam keterangan tertulis, Gus Najib menuturkan, KIC hadir sebagai rumah umat dan masyarakat semua kalangan dan kelompok.

Jemaah KIC berasal dari beberapa daerah di Brebes bagian selatan atau Bumiayu dan sekitarnya.

"Semua ini dilakukan sebagai bukti takzim kepada sang guru yaitu masyayikh Lirboyo yang telah memerintahkan agar membangun pesantren secara mandiri," kata Gus Najib yang juga penasehat Generasi Muda NU (GMNU) Jateng ini.

Ia juga menceritakan sebab kemauannya yang kuat dalam berdakwah di kalangan masyarakat kampung dan desa-desa, bukan di kampus atau kota besar.

Menurutnya, banyak orang pintar dan alim tidak mau berdakwah di kampung hanya karena tidak ada fasilitas mewah dan tidak terkenal.

Ia justru lebih nyaman dan merasa berhasil mengajar masyarakat bawah daripada mendidik mahasiswa di kampus.

Karena itu, ia selalu menolak tawaran mengajar di kampus luar kota, sedangkan ia merupakan lulusan S3 luar negeri yakni dari Maroko.

"Banyak pengajian dan majelis ilmu di desa-desa yang hanya mengajarkan fadilah-fadilah atau keutaman ibadah. Belum menyentuh persoalan fikih, karena itulah materi fikih menjadi ciri khas pengajian di KIC," ucap putra dari mendiang Kiai Afandi Abdul Muin Syafi' Indramayu ini.

Camat Bumiayu, Eko Purwanto, dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran dan fungsi dakwah KIC di Brebes selatan.

"Dengan kehadiran dan kegiatan keagamaan KIC yang terjadwal diyakini akan mampu membantu program pemerintah dalam menangani kenakalan remaja baik pornografi, narkoba dan HIV AIDS," kata Eko.

Ia menambahkan bahwa warga Brebes selatan banyak yang merupakan alumni napi narkoba dan napi lainnya dengan angka tertinggi di wilayah Brebes.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved