Virus Corona
Angka Kematian penyakit Jantung Lebih Tinggi Ketimbang Covid, Dokter Spesialis Beberkan Penyebabnya
Menjaga kesehatan jantung pada masa pandemi Covid-19 sangat dianjurkan. Pembatasan aktivitas untuk pencegahan penularan covid
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -- Menjaga kesehatan jantung pada masa pandemi Covid-19 sangat dianjurkan. Pembatasan aktivitas untuk pencegahan penularan covid membuat masyarakat jarang bergerak untuk berolahraga atau beraktivitas di luar ruangan.
Kondisi ini bisa berdampak buruk di sisi lain. Timbulnya penyakit jantung yang dipengaruhi gaya hidup dan jarang beraktivitas atau olahraga.
Covid juga membuat kekhawatiran tersendiri bagi mereka yang memiliki penyakit jantung. Paparan infeksi covid dapat memperburuk dampak yang ditimbulkan, yang terburuk bisa berakibat fatalitas atau kematian.
Tidak sedikit warga yang terkonfirmasi covid lalu meninggal dunia karena memiliki penyakit ikutan yakni jantung.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Primaya Hospital, Fachmi Ahmad menuturkan, penyakit jantung atau cardiovaskular disease atau jantung koroner merupakan penyakit tidak menular yang menyumbangkan angka kematian semakin meningkat setiap tahunnya.
"Melihat data, jantung koroner menyumbangkan peningkatan angka kasus kematian. Bahkan, risiko angka kematian akibat penyakit jantung lebih tinggi daripada corona," kata Fachmi saat diskusi secara daring pada momen Hari Jantung Sedunia, Rabu (29/9/2021).
Berdasarkan data, lanjutnya, sebanyak 4,55 juta orang meninggal dunia karena terpapar covid di dunia. Sedangkan kematian yang diakibatkan penyakit jantung sudah mencapai sekitar 9 juta.
Bahkan, 37 persen kematian karena penyakit jantung berdasarkan WHO Global Status Report. Paling tinggi dibandingkan penyakit menular atau non-communicable disease yang lain. Semisal, diabetes (4 persen), penyakit pernapasan atau respiratory disease (8 persen), dan penyakit lain.
Dokter Fachmi pun membeberkan sejumlah penyebab yang menyebabkan seseorang gampang terserang penyakit jantung.
1. Kurang beraktivitas fisik, terutama olahraga
Selama pandemi, di rentang waktu tertentu pemerintah mengetatkan aturan yang membuat seseorang dianjurkan tidak boleh kemana-mana atau stay at home.
"Kebiasaan di rumah, tidak ada aktifitas fisik meningkatkan potensi terjadi penyakit jantung, kolesterol meningkat," jelasnya.
2. Makan makanan tidak sehat
Mengonsumsi junk food atau fast food yang berlebihan meningkatkan pengaruh pada kondisi jantung. Makanan yang digoreng dan mengandung lemah jenuh bisa mengundang plak atau endapan di pembuluh darah yang mengakibatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Timbul lah penyakit jantung, bisa juga stroke.
Terlalu banyak garam atau sodium juga bisa meningkatkan tekanan darah.