OPINI
Terpenting Mendapat Penghargaan dari Tuhan
Setelah sekitar 17 tahun bekerja di sembilan perusahaan yang berbeda-beda, akhirnya saya putuskan untuk berhenti jadi karyawan.
Sama sekali tidak ada beban melakukannya. Bahkan setelah menjalaninya, menyesal kenapa tidak dari dulu jadi orang bebas merdeka. Atasan satu-satunya hanya Tuhan. Kenapa setelah usia 35 tahun baru melaksanakannya.
Saya mengakhiri karir sebagai pegawai di Semen Cibinong. Kemudian ganti nama jadi Holcim Indonesia. Setelah dibeli Grup Semen Indonesia namanya berganti lagi jadi Solusi Bangun Indonesia.
Saat saya memutuskan berhenti jadi pegawai, banyak orang terutama teman-teman saya yang menyesalkan keputusan saya itu. Mereka mengkhawatirkan kehidupan saya terutama keluarga setelah tidak bekerja secara rutin dan mendapat gaji setiap bulan.
Kekhawatiran itu makin bertambah saat melihat kedua "malaikat" saya, Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana yang masih kecil. Usia mereka relatif belia: 9 tahun dan 6 tahun.
"Kalau Pak Aqua berhenti jadi pegawai Semen Cibinong dan tidak bekerja sebagai karyawan, nanti keluarganya: istri dan anak-anaknya mau dikasih makan apa? Bagaimana dengan biaya pendidikan mereka? Padahal mereka kan membutuhkan biaya yang besar. Dari waktu ke waktu dana buat Alira dan Ero tambah banyak," ujar beberapa teman senada.
Menjawab mereka, saya menyampaikan terima kasih atas semua perhatian yang diberikan kepada saya sekeluarga. Hal itu sangat mengharukan sekaligus sebagai penyemangat untuk menjawab plus membuktikan kekhawatiran mereka.
Saya katakan bahwa saya sangat yakin Tuhan telah menetapkan rezeki saya sekeluarga. Terpenting konsisten menjaga hati agar tetap bersih, komunikasinya baik kepada semua orang, dan selalu berpikir positif. Selain itu terus-menerus berusaha secara optimal.
Dengan melaksanakan hal itu secara terus-menerus tanpa lelah, saya yakin Tuhan akan memberikan rezeki kepada saya sekeluarga. Bahkan jumlahnya melebihi dari kebutuhan kami.
Belakangan semua yang saya sampaikan itu terbukti. Saya sekeluarga sangat mensyukurinya. Terima kasih Tuhan.
Tinggalkan Kemapanan
Ketika saya memutuskan berhenti jadi pegawai, banyak orang yang menyampaikan keheranannya. Apalagi waktu itu pekerjaan saya sudah mapan dengan gaji setiap bulan mencapai belasan juta rupiah. Selain itu mendapatkan bonus beberapa bulan gaji setiap tahunnya.
Waktu itu banyak orang yang ingin bekerja di Semen Cibinong. Apalagi melihat kesejahteraannya yang lumayan plus berbagai fasilitas lainnya. Namun tidak banyak orang yang seberuntung saya.
Teman-teman heran, kenapa semua kemapanan itu saya tinggalkan. Apa sebenarnya yang mau saya cari? Juga apa rencana saya selanjutnya.
Waktu itu masalah utamanya ada pada diri saya. Hati dan perasaan saya selalu resah, ketika dari waktu ke waktu, terutama setiap tugas ke berbagai daerah, melihat banyak orang yang menganggur. Padahal potensi Indonesia besar sekali.
Saya ingin banyak punya waktu untuk menggerakkan mereka. Dengan memberikan motivasi. Menunjukkan potensi mereka untuk menggarap peluang yang ada sehingga bisa memberikan penghasilan yang layak buat mereka bersama keluarganya.
Saya sangat yakin bahkan yakin sekali, ketika saya berpikir untuk banyak orang dan membantu mereka secara optimal dengan ikhlas, tanpa saya minta, secara otomatis Tuhan akan memikirkan dan memberikan yang terbaik kepada saya sekeluarga. Itu sesuai janji Tuhan kepada umatnya yang ditulis dalam semua kitab suci.