Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OPINI

Terpenting Mendapat Penghargaan dari Tuhan

Setelah sekitar 17 tahun bekerja di sembilan perusahaan yang berbeda-beda, akhirnya saya putuskan untuk berhenti jadi karyawan.

Editor: Erwin Ardian
Aqua Dwipayana
Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana 

Sebelum memutuskan berhenti jadi karyawan, saya lebih dulu menyampaikan rencana itu kepada istri Retno Setiasih serta Alira dan Ero. Setelah berdialog dan mendiskusikannya mereka memberikan persetujuan dan mendukung. Hal tersebut membuat saya makin semangat menjalaninya.

Dengan Retno perlu diskusi lebih lama. Sebelum akhirnya persetujuan saya dapatkan. Ditandai dengan kesediaannya menandatangani surat di atas materai yang menyetujui saya mengundurkan diri atau pensiun dini dari Semen Cibinong.

Reaksi Alira saat saya menyampaikan mau berhenti jadi pegawai, mengatakan punya keinginan kelak untuk kuliah. "Kalau bapak berhenti dari Semen Cibinong apakah masih bisa membiayai kuliah Alira? Sebab pada saatnya kelak Alira ingin kuliah."

Dengan tegas saya jawab insya Allah bisa. Bahkan waktu itu dalam hati saya berdoa kepada Tuhan agar bisa membiayai kuliah Alira dan Ero hingga program doktoral atau S3.

"Kalau memang begitu silakan bapak berhenti jadi pegawai. Alira mendukung semua keputusan bapak," kata Alira memberi semangat.

Sementara Ero yang waktu itu baru kelas 1 SD, pertanyaannya polos sekali. Pertanyaan yang wajar disampaikan seorang anak kecil.

"Jika bapak sudah berhenti kerja di Semen Cibinong, apakah bapak bisa setiap hari mengantar dan menjemput Ero sekolah?" Tanya Ero yang biasanya dijemput dan diantar ke sekolah serta pulang ke rumah oleh sopir.

Dengan tegas saya jawab bisa. Mendapat jawaban itu, spontan Ero berucap, "Asyik bapak bisa antar jemput Ero ke sekolah. Kalau begitu bapak sekarang saja berhenti dari Semen Cibinong, sehingga mulai besok bisa mengantarkan dan menjemput Ero ke sekolah. Keputusan bapak itu Ero dukung."

Dengan keyakinan yang sangat kuat tersebut, setelah mendapat izin dari keluarga, saya memulai hidup mandiri. Mensyukuri dan menikmati atasan satu-satunya hanya Tuhan. Menjadi orang yang benar-benar bebas merdeka.

Berubah 180 Derajat
Bismillahirrohmanirrohim... Dengan mengucap nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, saya memulai hidup baru. Melakukan berbagai penyesuaian.

Sekitar tiga bulan saya sangat menikmati hidup. Tidak melakukan rutinitas bekerja yang telah saya jalani selama 17 tahun.

Tidak perlu bangun setiap pagi pada hari kerja untuk berangkat kerja dan tiba di rumah malam hari. Rutinitas saya selama 17 tahun

Tetap bangun pagi untuk sholat Subuh. Setelah itu melakukan berbagai aktivitas yang saya sukai sesuai hati nurani. Tidak ada yang melarang kecuali Tuhan sebagai atas saya.

Kondisinya berubah 180 derajat. Atas ridho Tuhan dan dukungan penuh dari keluarga, saya menjalani semua aktivitas mandiri dengan penuh sukacita. Mampu menyesuaikan diri. Tidak mengalami kekagetan.

Dari waktu ke waktu kualitas kehidupan saya bersama keluarga dalam segala aspek semakin baik. Kekhawatiran yang sering menghantui banyak orang saat berhenti jadi pegawai sama sekali tidak saya alami.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved