Liputan Khusus
Mitigasi Bencana Melalui Desa Tangguh, Kawasan Pegunungan Tengah Harus Waspadai Tanah Longsor
Memasuki awal musim hujan, masyarakat Jawa Tengah harus mewaspadai bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung
"Alat itu untuk membantu. Kita tidak pernah tahu bencana bisa datang kapanpun. Misal pun terjadi saat tengah malam, warga bisa tahu melalui alat pemantau yang kami pasang," imbuhnya.
Sungai meluap
Terpisah, BPBD Banyumas memperingatkan warga di sekitar sungai agar lebih berhati-hati terkait potensi banjir luapan sungai. Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Titik Puji Astuti mengatakan ada beberapa sungai yang rawan meluap saat hujan.
Sungai tersebut diantaranya Sungai Serayu, Sungai Angin, Kali Bener, dan Sungai Pelus. "Untuk antisipasinya kami sudah meminta bantuan bronjong dan kandi atau karung, tenaga kerja dan batuan dari desa," katanya, Kamis (30/9).
Tim BPBD Banyumas, sudah memetakan daerah-daerah di Banyumas yang rawan bencana alam. Di Kabupaten Banyumas sendiri ada tiga potensi bencana utama. Ketiga bencana itu yaitu tanah longsor, banjir dan angin kencang.
Dalam pemetaan BPBD Banyumas, setidaknya ada 16 kecamatan rawan gerakan tanah, 6 kecamatan rawan banjir, dan 16 kecamatan rawan angin kencang.
Titik mengatakan antisipasi yang dilakukan dalam menghadapi bencana seperti melakukan koordinasi dengan instansi vertikal dan unsur relawan. Kemudian penting pula membentuk posko di wilayah rawan bencana dengan melibatkan Forkompincam, Babinsa, Babinkamtibmas, dan masyarakat.
Pihaknya merinci bahwa sampai dengan saat ini sudah ada total 217 kejadian bencana di Banyumas dengan total kerugian material mencapai Rp 1,1 miliar. Menilik tahun sebelumnya pada 2020, ada 690 kejadian bencana dengan kerugian Rp 3,38 miliar.
Bencana ini tidak terlepas dari dampak La Nina. Ada 16 Titik Potensi Longsor, 13 Titik Puting Beliung Beliung dan 6 Titik Rawan Banjir di Banyumas. Berikut ini adalah peta wilayah rawan bencana di Banyumas berdasarkan kecamatan:
Sebanyak 16 Kecamatan Rawan Longsor yaitu Gumelar, Lumbir, Pekuncen, Wangon, Ajibarang, Cilongok, Kedungbanteng, Patikraja, Banyumas, Somagede, Tambak, Kemranjen, Kebasen, Purwojati, Sumpiuh, Karanglewas. Kemudian 6 Kecamatan Rawan Banjir, yaitu Banyumas, Kemranjen, Sumpiuh, Tambak, Kalibagor, Lumbir.
16 Kecamatan Rawan Angin Kencang, yaitu Pekuncen, Kedungbanteng, Baturraden, Sumbang, Kembaran, Purwokerto Utara , Purwokerto Timur, Purwojati, Kalibagor, Somagede, Kemranjen, Kecamatan Tambak, Ajibarang, Banyumas, Patikraja dan Karanglewas. Titik mengatakan terkait anggaran penanggulangan bencana dianggarkan Rp 35 miliar.
"Itu termasuk pembangunan kerusakan yang terjadi akibat bencana tahun 2020 lalu. Bantuan itu kami mintakan ke BNPB," katanya. (afn/goz/ais/jti)
Baca juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Puluhan Polisi Datangi TKP Setelah Autopsi Ulang
Baca juga: OPINI : Spirit Tarian Kosmik
Baca juga: Hotline Semarang : Pasar Tradisional di Jateng Sudah Terapkan Aplikasi PeduliLindungi?
Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kota Tegal Senin (4/10), Buka di Kecamatan Tegal Timur dan 5 Tempat Lainnya