Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Mitigasi Bencana Melalui Desa Tangguh, Kawasan Pegunungan Tengah Harus Waspadai Tanah Longsor

Memasuki awal musim hujan, masyarakat Jawa Tengah harus mewaspadai bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung

Tribun Jateng/ Eka Yulianti
Kondisi rumah warga Bukti Manyaran Permai, RW 5 Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunungpati pasca terjadi tanah longsor, Senin (1/3/2021).  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Memasuki awal musim hujan, masyarakat Jawa Tengah harus mewaspadai bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, petir dan lainnya. Karena Jateng ini sering disebut sebagai supermarket bencana.

Berdasarkan data BPS tahun 2020, jumlah kejadian bencana alam di Provinsi Jawa Tengah paling banyak yakni tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung.

Angin puting beliung terbanyak, yakni 179 kejadian. Tanah longsor sebanyak 172 kejadian, dan banjir 150 kejadian.

Dari sekian kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap yang paling sering mengalami angin puting beliung. Begitupun dengan tanah longsor dan banjir. BPBD Jateng sudah melakukan pemetaan daerah yang memiliki potensi bencana.

Kabid Kebencanaan dan Kesiapsiagaan BPBD Jawa Tengah, Safrudin, mengatakan, daerah rawan longsor kerap terjadi di pegunungan tengah.

"Mulai dari Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang.

Kemudian yang di utara ada wilayah Kudus, terutama di lereng Gunung Muria. Sedangkan yang di selatan ada di wilayah Karanganyar, terutama yang ada di lereng Gunung Lawu," terangnya.

Sedangkan potensi banjir di sepanjang pantai utara dan pantai selatan. Kecuali Kabupaten Wonogiri.

"Yang utara hanya Kabupaten Rembang saja yang tidak memiliki potensi bencana banjir. Selatan paling sering di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Banyumas, dan Purworejo," ujar Safrudin.
Jika dihitung berdasarkan luasan area yang memiliki ancaman banjir di Jawa Tengah, setidaknya ada 1.731.152 hektar terancam. Lalu untuk area yang terancam terjadi tanah longsor ada 6.756.589 hektar.

Pencegahan

Langkah pencegahan bencana yang dilakukan oleh BPBD Jawa Tengah untuk menghadapi musim penghujan yakni dengan berkoordinasi dengan stakeholder terkait. Di antaranya BMKG, PUPR, BBWS, Pusdataru, dan lainnya.

"Karena bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh air, maka PUPR dan BBWS sudah melakukan beberapa langkah untuk mengontrol pergerakan air supaya tidak menimbulkan bencana. Mereka pun juga memiliki alat-alat yang bisa digunakan apabila terjadi bencana. Misalkan tanggul jebol," tutur Safrudin.

Selain itu, BPBD Jawa Tengah juga membentuk Desa Tangguh guna meminimalisir risiko bencana, baik korban jiwa maupun kerugian materi. Desa Tangguh yang sudah ada di Jawa Tengah, diedukasi untuk mengenali tanda-tanda bencana. Termasuk evakuasi yang aman.

"Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana kami edukasi. Mulai dari mengenali tanda-tanda bencana hingga evakuasi yang tepat. Contohnya yang ada di lereng Gunung Merapi. Warga kini sudah paham harus kemana ketika ada letusan. Termasuk mengamankan barang berharga dan ternak mereka," paparnya.

Pihak BPBD Jawa Tengah juga sudah memasang alat pendeteksi tanah longsor, gunung meletus, dan curah hujan di beberapa titik. Hal itu berfungsi untuk memberikan peringatan masyarakat yang terdampak bencana.

"Alat itu untuk membantu. Kita tidak pernah tahu bencana bisa datang kapanpun. Misal pun terjadi saat tengah malam, warga bisa tahu melalui alat pemantau yang kami pasang," imbuhnya.
Sungai meluap

Terpisah, BPBD Banyumas memperingatkan warga di sekitar sungai agar lebih berhati-hati terkait potensi banjir luapan sungai. Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Titik Puji Astuti mengatakan ada beberapa sungai yang rawan meluap saat hujan.

Sungai tersebut diantaranya Sungai Serayu, Sungai Angin, Kali Bener, dan Sungai Pelus. "Untuk antisipasinya kami sudah meminta bantuan bronjong dan kandi atau karung, tenaga kerja dan batuan dari desa," katanya, Kamis (30/9).

Tim BPBD Banyumas, sudah memetakan daerah-daerah di Banyumas yang rawan bencana alam. Di Kabupaten Banyumas sendiri ada tiga potensi bencana utama. Ketiga bencana itu yaitu tanah longsor, banjir dan angin kencang.

Dalam pemetaan BPBD Banyumas, setidaknya ada 16 kecamatan rawan gerakan tanah, 6 kecamatan rawan banjir, dan 16 kecamatan rawan angin kencang.

Titik mengatakan antisipasi yang dilakukan dalam menghadapi bencana seperti melakukan koordinasi dengan instansi vertikal dan unsur relawan. Kemudian penting pula membentuk posko di wilayah rawan bencana dengan melibatkan Forkompincam, Babinsa, Babinkamtibmas, dan masyarakat.

Pihaknya merinci bahwa sampai dengan saat ini sudah ada total 217 kejadian bencana di Banyumas dengan total kerugian material mencapai Rp 1,1 miliar. Menilik tahun sebelumnya pada 2020, ada 690 kejadian bencana dengan kerugian Rp 3,38 miliar.

Bencana ini tidak terlepas dari dampak La Nina. Ada 16 Titik Potensi Longsor, 13 Titik Puting Beliung Beliung dan 6 Titik Rawan Banjir di Banyumas. Berikut ini adalah peta wilayah rawan bencana di Banyumas berdasarkan kecamatan:

Sebanyak 16 Kecamatan Rawan Longsor yaitu Gumelar, Lumbir, Pekuncen, Wangon, Ajibarang, Cilongok, Kedungbanteng, Patikraja, Banyumas, Somagede, Tambak, Kemranjen, Kebasen, Purwojati, Sumpiuh, Karanglewas. Kemudian 6 Kecamatan Rawan Banjir, yaitu Banyumas, Kemranjen, Sumpiuh, Tambak, Kalibagor, Lumbir.

16 Kecamatan Rawan Angin Kencang, yaitu Pekuncen, Kedungbanteng, Baturraden, Sumbang, Kembaran, Purwokerto Utara , Purwokerto Timur, Purwojati, Kalibagor, Somagede, Kemranjen, Kecamatan Tambak, Ajibarang, Banyumas, Patikraja dan Karanglewas. Titik mengatakan terkait anggaran penanggulangan bencana dianggarkan Rp 35 miliar.

"Itu termasuk pembangunan kerusakan yang terjadi akibat bencana tahun 2020 lalu. Bantuan itu kami mintakan ke BNPB," katanya. (afn/goz/ais/jti)

Baca juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Puluhan Polisi Datangi TKP Setelah Autopsi Ulang

Baca juga: OPINI : Spirit Tarian Kosmik

Baca juga: Hotline Semarang : Pasar Tradisional di Jateng Sudah Terapkan Aplikasi PeduliLindungi?

Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kota Tegal Senin (4/10), Buka di Kecamatan Tegal Timur dan 5 Tempat Lainnya 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved