Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BERITA JATENG

Pemalang Miliki 260 Hektare Tambak Udang Terintegrasi

Pemalang akan memiliki tambak udang vaname terintegrasi seluas 260 ha.

Penulis: Erwin Ardian | Editor: Erwin Ardian
zoom-inlihat foto Pemalang Miliki 260 Hektare Tambak Udang Terintegrasi
TRIBUNJATENG
Meninjau Tambak Udang Terintegrasi di Pemalang (dari ka-ki): Syarkawi Rauf (Komut PTPN IX) , Afo Lim (Foss Group), Andi (Tim Ahli Foss Group) , Suharso Monoarfa (Menteri PPN/Kepala Bappenas), Tio Handoko (Dirut PTPN IX), Arsul Sani (Wakil Ketua MPR RI) dan Nurhayati ( DPR RI komisi IX), Minggu (03/10/2021).

TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Pemalang akan memiliki tambak udang vaname terintegrasi seluas 260 ha.

Tambak udang yang berada di Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami, Pemalang  ini merupakan hasil kerjasama  PTPN IX dan Foss Group yang akan menampung pekerja tambak lebih dari 2000 orang.

Diproyeksikan 70% dari total pekerja akan berasal dari anak yatim piatu dan santri yang akan dididik secara khusus melalui Manajemen Berkah.

Baca juga: 75 Persen Wilayah Banjarnegara Rawan Bencana Longsor: Bagian Utara Paling Rawan

Baca juga: Inilah Sosok Rangga Bocah Miliki Nama 19 Kata, Kini Kesulitan Dapat Akte Kelahiran Karena Tak Lazim

Baca juga: Video Kapolda Jateng Bikin Kejutan Bawa Kue Ultah bagi Pangdam Diponegoro

Baca juga: HUT ke-76 TNI, Kapolres ‎Menyuapi Dandim‎ Kudus: Dia Kakak Saya, Tempat Saya Curhat

Demikian ditegaskan Afo Lim dari Foss Group kepada media, Selasa (05/10/2021).  Dua hari sebelumnya, yakni Minggu (03/10/2021), Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melakukan ground breaking pembangunan tambak udang vaname terintegrasi yang dihadiri juga antara lain, Wakil Ketua MPR RI H. Arsul Sani, Anggota DPR RI Nurhayati, Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, Wakil Bupati Pemalang Mansur Hidayat serta Forkompinda Kabupaten Pemalang.

Dalam sambutan saat ground breaking Suharso Monoarfa menjelaskan bahwa tambak terintegrasi ini harus dikelola dengan baik dan eksekusinya harus tepat.

Tambak ini akan memproduksi ribuan ton udang yang artinya akan memiliki prospek cerah naiknya devisa negara melalui ekspor udang.

Oleh karena itu, kepada pengelola, Suharso menegaskan untuk melakukan kordinasi dengan pemerintah pusat terkait akses masuk ke kawasan terintegrasi ini. Kordinasi ke pusat juga penting agar pengelola dan pemerintah daerah tidak mengambil kebijakan yang keliru.

Menurut Afo Lim, 260 ha tersebut akan dikembangkan dengan teknologi tinggi terbaru. Dalam pelaksanaannya, akan diterapkan 3 sistem yang meliputi;  Yang pertama  adalah sistem Bioflok dengan tebar  padat yakni 1m² tebar 3000 ekor benur.

 Kedua ,sistem Supra intensif (Semi Bioflok) dengan tebar padat 1m2 sebanyak 1000 benur dan ketiga, sistem  intensif yang merupakan penggabungan antara sistem tradisional dan teknologi baru dengan tebar padat 1m² tebar 300 ekor benur.

“Ini merupakan sistem operasional tambak yang pertama di Indonesia.,” ujar Afo.

Dari total keseluruhan lahan seluas  260 ha, dijelaskan Afo lebih lanjut, akan terdiri dari 750 kolam budidaya, pengendapan (waduk ) seluas 35 ha yang akan memberi kesempatan kepada warga sekitar untuk ikut budi daya, dan hasil dari pembuangan limbah atau disebut (IPAL) sebesar 30 ha, dari IPAL tersebut kita fungsikan untuk Budidaya ikan bandeng dan ikan nila yg nantinya akan diberikan kepada masyarakat, serta 2 ha untuk pembangunan pesantren dan diklat keahlian pertambakan.

“Dalam  kawasan tambak integrasi ini akan dilakukan segala kegiatan dari hulu hingga hilir termasuk di dalamnya pembibitan benur, pakan, cold storage dan juga jeti untuk langsung ekspor,” ujar Afo, pria asal Bangka ini.

Pencetusan pembangunan tambak udang terintegrasi dengan 3 sistem ini direalisasikan setelah Foss Group melakukan studi perbandingan ke perbagai negara yang telah berhasil melakukan pembangunan tambak udang seperti China,india, Thailand, dan Vietnam. Hasil dari studi banding itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prospek cerah untuk tambak udang ini.

“Pengelolaan kawasan tambak terintegrasi ini benar - benar memperhatikan segala dampak akibat pengelolaan udang vaname termasuk berkenaan kebutuhan air laut.  Pemenuhan kebutuhan air laut akan dilakukan dengan cara melakukan penormalan Kanalasisa dan Pengendapan yg terurai sebesar 35 ha, dan pembuangan IPAL sebesar 30 ha. Dalam Ipal tersebut akan dibudidayakan ikan Bandeng dan Nila, yang hasilnya akan diberikan kepada masyarakat,” tegas Afo.(*)

Baca juga: Kabar Duka, HR Bawono Mantan Bupati Sragen Meninggal Dunia di Solo

Baca juga: Kejutan Bertubi-tubi Kepada Wagub AAU Marsma TNI Palito Flicker Sitorus saat Ulang Tahun ke-53

Baca juga: Kejutan Bertubi-tubi Kepada Wagub AAU Marsma TNI Palito Flicker Sitorus saat Ulang Tahun ke-53

Baca juga: Terjadi Kecelakaan Truk di Tawangmangu Karanganyar, Warga Gotong-Royong Bangunkan Truk Pakai Tali

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved