Berita Regional
Jelang Muktamar NU, PWNU Jatim Dukung Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU
PWNU Jawa Timur mendukung KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar NU periode 2021-2026.
TRIBUNJATENG.COM, SURABAYA - Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mendukung KH Yahya Cholil Staquf sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar NU periode 2021-2026.
Pemilihan ketua umum PBNU akan dilakukan dalam Muktamar NU ke-34 di Lampung pada akhir Desember 2021.
Keputusan tersebut diambil dalam rapat khusus yang digelar secara tertutup di kantor PWNU Jawa Timur, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: FOKUS: Menghambat Regenerasi Bukti Gagalnya Kaderisasi
Rapat tertutup dihadiri Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Anwar Manshur, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar, Sekretaris PWNU Jatim Prof Akhmad Muzakki, dan Katib Syuriyah PWNU Jatim KH Syafrudim Syarif.
"Selain mendukung KH Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum atau ketua tanfidziyah, kami juga mendukung KH Miftahul Akhyar untuk kembali menjadi Rois Aam PBNU," kata Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar usai pertemuan kepada wartawan, Selasa.
Menurut Pengasuh pesantren Sabilurrosyad Malang itu, KH Yahya Cholil Staquf memiliki kemampuan dan keilmuan mendalam tentang NU.
"Yang penting lagi nama KH Yahya Cholil Staquf adalah hasil istikhoroh para ulama dan pimpinan pesantren di Jawa Timur," ujarnya.
Dukungan resmi terhadap duet KH Miftahul Akhyar dan KH Yahya Kholil Staquf akan disosialisasikan kepada pengurus cabang NU seluruh Jawa Timur dalam waktu dekat.
"Jelang muktamar wajar banyak wacana soal calon ketua umum NU, tapi kalau para kiai pimpinan pesantren sudah menentukan nama, Insya Allah NU Jatim akan solid," ucapnya.
Marzuki mengatakan, dukungan terhadap Gus Yahya juga merespons perlunya regenerasi di organisasi. Sehingga, struktur organisasi di NU bisa menyesuaikan dengan tantangan zaman.
Selain Gus Yahya, Ketua Umum PBNU petahana KH Saiq Aqil Siradj juga digadang kembali maju sebagai calon ketua PBNU periode 2021-2026.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Muhammad Haerul Amri menyebut regenerasi adalah kebutuhan zaman.
"Meski dalam anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) NU tak ada larangan masa jabatan, namun demi kaderisasi dan kebutuhan zaman, Kiai Said lebih baik memberikan ruang yang luas kepada kader di bawah layaknya yang dilakukan Kiai Hasyim Muzadi," kata Amri, Selasa (12/10/2021).

Amri berkata Hasyim Muzadi yang memimpin NU dalam kurun waktu 1999-2010 telah mencetak banyak kader andal. Salah satunya Said Aqil sendiri. Said lantas menggantikan posisi Hasyim sebagai Ketum sejak 2010 hingga sekarang.
Ia menceritakan bahwa pada Muktamar ke-32 NU 2010 di Makassar, Hasyim menyatakan tak bersedia dicalonkan lagi. Salah satu alasannya karena memberi ruang kepada kader-kader muda untuk memimpin.