Fokus
Banteng, Celeng, dan Bebek
Satu kandang dihuni lebih dari satu binatang berbeda spesies, bisa jadi gaduh. Bisa juga mengundang takjub, menyentuh
Penulis: sujarwo | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Sujarwo
Wartawan Tribun Jateng
Satu kandang dihuni lebih dari satu binatang berbeda spesies, bisa jadi gaduh. Bisa juga mengundang takjub, menyentuh, mengandung pesan moral karena ternyata bisa rukun.
Seperti 10 kisah persahabatan antarhewan. Dua di antaranya trio beruang, singa dan harimau di Atlanta yang tak terpisahkan, serta Suryia si orang utan dan Roscoe si anjing tinggal bersama di sebuah cagar hewan langka di Amerika Serikat.
Dalam kiasan, yang lagi ramai dan cepat disebut gaduh, geger, adalah ‘kandang banteng’. Yang dimaksud PDI-P, partai yang berlambang kepala banteng bermulut putih.
Dari sini muncul istilah kandang banteng. Di Jawa Tengah, kini muncul istilah kandang banteng memanas, menyusul deklarasi mendukung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Antarkader jadi saling sindir. Dan, kandang banteng akhirnya ‘tambah’ penghuni, celeng dan bebek.
Mulanya, DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI), Kabupaten Purworejo mendeklarasikan diri siap mendukung Ganjar maju di Pilpres 2024.
Bahkan pengurus DPC PDIP Purworejo siap menerima sanksi dan dipecat jika dukungan itu dianggap sebagai pelanggaran.
Deklarasi digelar pada Sabtu (25/9/2021) petang. Dihadiri Ketua Dewan Pimpinan Nasional SGI, Tedy Mulyadi, Korwil SGI Jateng Alex Ngatidjan.
Hadir pula Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Purworejo sekaligus Ketua Seknas SGI Albertus Sumbogo.
Reaksi cepat datang dari Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto. Bisa dimaklumi, karena sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan akan memberi sanksi disiplin kepada kader yang menyebutkan atau disebut akan menjadi Capres atau Cawapres.
Dari Bambang, muncul ungkapan celeng. Ia sebut kader di luar barisan bukan banteng tetapi celeng.
Deklarasi itu, dianggapnya mendahului Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Lantas, Ketua DPC Seknas SGI Purworejo balik menyindir kepemimpinan Bambang justru melahirkan kader bermental bebek.
Sebutan celeng sendiri kurang baik maknanya. Paling tidak dari Djoko Pekik, sang maestro yang kondang dengan lukisannya “Berburu Celeng”.