Berita Banjarnegara
Harga Jagung Melambung di Pasaran, Namun Petani di Banjarnegara Menilai Untung Berkurang
Harga jagung kering yang melambung di atas Rp 5000 perkilogram saat ini membuat peternak ayam resah.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG. COM, BANJARNEGARA - Harga jagung kering yang melambung di atas Rp 5.000 perkilogram saat ini membuat peternak ayam resah.
Tapi semahal apapun harga jagung, peternak tetap membelinya untuk pakan pokok ayam mereka.
Peternak harus membeli jagung giling seharga Rp 5.400 sampai Rp 6.000 ke pedagang.
Meski dikeluhkan peternak, kenaikan harga jagung di sisi lain menjadi kabar gembira bagi petani.
Hasil panen mereka dihargai lebih tinggi sehingga pendapatan bertambah.
Baca juga: Waspada, Ada Modus Bikin KTP dan KK Palsu di Solo, Lalu Buat Pinjaman di Bank oleh Orang Lain
Baca juga: Kasus KTP dan KK Palsu di Solo, Sekilas Tampak Asli, Ketahuan Dari Penulisan Nama Kota yang Salah
Baca juga: Prodi D3 Keperawatan UHB Purwokerto Terakreditasi Baik Sekali oleh LAM-PTKes
Di bawah terik yang menyengat, Ahmad Sugito, warga Desa Kutawuluh Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara masih bersemangat memanen jagung di kebunnya, Desa Kutawuluh.
Kenaikan harga jagung bukan hanya berlaku di pasaran.
Sugito pun ikut merasakannya.
Hasil panennya dihargai cukup tinggi menyesuaikan harga pasar.
Ia menjual jagungnya ke pengepul Rp 5.000 perkilogram.
Ia tentu cukup lega dengan harga itu.
Tetapi bukan berarti ia meraih untung besar pada panen kali ini. Raut wajahnya tetap datar usai menghitung keuntungannya dari hasil panen.
"Gak seberapa untungnya, " katanya, Senin (18/10/2021)
Menurut Sugito, harga jagung Rp 5.000 di tingkat petani saat masih terbilang wajar.
Harga segitu belum membuat petani sepertinya girang.