Berita Kudus
Ampyang Maulid, Tradisi Peringatan Maulid Nabi di Kudus yang Ada Sejak Era Sultan Hadirin
Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati kali ini berlangsung sederhana, Selasa (19/10/2021).
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: moh anhar
Warga setempat menyebut kerupuk tersebut ampyang.
Baca juga: Debt Collector Pinjol Ngotot Tagih Nasabah hingga Sebar Teror, Ternyata Sebesar Ini Komisi Didapat
Baca juga: Debt Collector Pinjol Ngotot Tagih Nasabah hingga Sebar Teror, Ternyata Sebesar Ini Komisi Didapat
Baca juga: Gaet 208 Member dan Keruk Rp 2 Miliar, Mudahnya GSR Bikin Grup Arisan Online yang Ternyata Bodong
Baca juga: Bertugas Jadi Pasukan Minusca UN di Afrika Tengah, Sembilan Anggota Polda Jateng Kini Telah Pulang
"Tradisi Ampyang Maulid ini diilhami dari nama makanan. Itu merupakan bagian dari ekspresi peringatan kelahiran Nabi," kata Juru Pelihara Gapura Masjid Wali, Afroh Aminudin.
Menurut Afroh, tradisi ini dipercaya sudah ada sejak masa Sultan Hadirin saat menyebarkan agama di desa tersebut pada abad 16. Ampyang Maulid sendiri merupakan bagian dari media dakwah yang dilakukan Sultan Hadirin kala itu.
"Untuk inti dari kegiatan ini adalah pembacaan maulidnya," kata Afroh. (*)