Berita Solo
Anaknya Meninggal saat Ikut Diklat Menwa UNS, Sang Ayah Ingin Ketahui Penyebab Jelas Kematiannya
Sunardi (54), ayah Gilang Endi Saputra ingin tahu penyebab anak meninggal dengan badan lebam saat ikut diklat menwa kampus UNS Solo.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Sunardi (54), ayah Gilang Endi Saputra tidak meminta muluk-muluk atas kematian sang anak yang diduga mengalami tindak kekerasan hingga meninggal dunia saat mengikuti diklat Menwa UNS.
"Saya tidak muluk-muluk. Saya hanya ingin tahu penyebab anak saya Gilang Endi Saputra bisa meninggal seperti itu, penyebabnya dari apa?," ucapnya usai berziarah di makam sang anak bersama Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, Kamis (28/10/2021).
Sunardi berharap, kejadian tersebut bisa terungkap dengan transparan, jujur, dan ikhlas.
Selain itu, bisa selesai dengan lancar.
Baca juga: Bupati Haryanto Minta Badan Musyawarah Antar Gereja Bantu Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Pati
Baca juga: Anjing dan Kambing Tercebur dalam Sumur, Datanglah Petugas Damkar Semarang Lakukan Evakuasi
Baca juga: Gubernur Ganjar Pranowo Kenakan Pakaian Adat Aceh Ikuti Upacara Sumpah Pemuda Bareng Mahasiswa
"Harapan saya, kejadian yang seperti dialami oleh anak saya, itu kejadian yang terakhir. Jangan ada Gilang-Gilang berikutnya," ungkapnya.
"Saya mohon doanya kepada bapak-bapak sekalian, minta doanya semoga anak saya meninggal dengan khusnul khatimah, semoga diterima di surganya Allah SWT," pintanya.
Sunardi Sempat Menolak Autopsi
Sunardi menceritakan, sebelum melihat langsung keadaan sang anak, dia diberi tahu oleh 2 orang rekan anaknya.
"Saya di rumah sakit ke sana yaitu dikasih tahu 2 orang rekannya dari kampus. Di rumah sakit, saya tidak melihat anak saya," jelasnya.
Dia mengungkapkan, saat di rumah sakit, semula ada yang menawari untuk autopsi, tapi dia menolak.
"Makanya terus dibawa pulang. Sampai di rumah, tentunya keluarga bertanya-tanya, berangkat sehat kok pulang-pulang seperti itu. Terus dibuka di bagian muka, di matanya, di hidungnya, di mulutnya tampak hitam dan mengering dari darah atau yang lain saya tidak tahu," terangnya.
Sementara itu, bude korban, Lasrini mengungkapkan sebagi orang awam tentang hukum pihaknya menyerahkan proses ke kepolisian.
"Untuk mengusut kasus ini sampai tuntas dan kami minta keadilan yang seadil-adilnya," ungkapnya.
Rini menyebut, bila ada indikasi kekerasan terhadap keponakannya, dia meminta pihak kepolisian untuk memproses kasus tersebut.
"Dan (pelaku, red) mendapatkan hukuman sesuai dengan perbuatannya," ungkapnya.