Berita Semarang
Hendi Soroti Wilayah Mangkang Semarang Masih Jadi PR Penanganan Persoalan Banjir
Banjir di wilayah Mangkang masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir di wilayah Mangkang masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Wilayah barat Kota Lunpia tersebut seringkali masih diterjang banjir bandang akibat sungai yang meluap saat musim hujan.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi memaparkan, persoalan banjir di Mangkang memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemkot Semarang.
Ada dua persoalan yang belum terselesaiakan yakni normalisasi Sungai Plumbon dan Beringin.
Baca juga: Telah Selesaikan Program Doktor di Undip, Wali Kota Semarang Hendi Akan Ikuti Wisuda Besok
Baca juga: BPBD Jateng Pastikan Sistem Peringatan Dini Kondisi Baik, Gubernur Ganjar: Pentingnya Siaga Becana
Baca juga: Kecelakaan di Jalan Patimura Ungaran, Korban Diduga Ngerem Mendadak
Saat ini, normalisasi Sungai Beringin sudah dalam tahap pengerjaan.
Dia menargetkan normalisasi rampung pada pertengahan 2022.
Kemudian, Sungai Plumbon saat ini masih menjadi persoalan klasik penyebab banjir.
Limpahan air dari kabupaten lain yang berada di wilayah atas masuk ke Semarang.
Muara sungai yang semakin mengecil membuat air melimpas ke permukiman warga saat debitnya besar.
Sungai Plumbon rencananya akan dilakukan normalisasi untuk mengantisipasi banjir di wilayah Mangkang.
"PR setelah Beringin selesai, kami selesaikan Plumbon," ucap Hendi, sapaannya, Selasa (9/11/2021).
Normalisasi sungai, sambung Hendi, juga perlu dukungan dan peran serta masyarakat terutama dalam pembebasan lahan.
Jika pembebasan lahan tidak segera berjalan, normalisasi pun akan semakin lama.
"Pembebasan lahan nanti tetap dengan konsep ganti untung. Tapi, kalau masyarakat tidak mau melepas, proyeknya ya tidak bisa berjalan lancar," terangnya.
Selama 2021, diketahui tanggul Sungai Plumbon mengalami jebol sebanyal dua kali. Terakhir, tanggul sungai tersebut jebol pada 4 November lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Sih Rianung mengatakan, pemkot sementara melakukan penanganan jangka pendek menggunakan bronjong untuk mengantisipasi terjadinya banjir bandang
"Kemarin jebol selebar lima meter. Kami lakukan perbaikan sementara pakai karung dulu," ujarnya.
Menurut Rianung, Sungai Plumbon memang perlu dilakukan normalisasi. Sungai tersebut tidak masuk kewenangan Pemerintah Kota Semarang, melainkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
BBWS, kata dia, sudah memasukan program normalisasi Sungai Plumbon, hanya saja belum direalisasikan.
Baca juga: Dukung Pelestarian Seni Tradisional, Bupati Jepara Dian Kristiandi Luncurkan Gamelan Selaras
Baca juga: Kali Ini Ada Apa? Wali Kota Solo Gibran Kembali Tinggalkan Mobil Dinas AD-1-A, Terungkap Penyebabnya
Baca juga: Regi Datau Cucu Pemilik Panasonic Gobel, Sang Paman Jadi Pimpinan Generasi Kedua
Saat ini, BBWS tengah melakukan normalisasi Sungai Beringin yang juga berada di wilayah Mangkang.
Menurutnya, Sungai Beringin juga perlu diantisipasi mengingat pada tahun lalu sempat jebol beberapa kali dan mengakibatkan banjir di wilayah Mangkang.
"Tahun lalu tidak hanya Plumbon, Beringin juga jebol sampai lima kali," tambahnya. (*)