Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kabupaten Semarang

Kreatif, Penyandang Difabel Sentra Workshop Peduli Trengginas Tegal Buat Batik Ciprat Warna-warni

Sentra Workshop Peduli Trengginas Dukuh Salam , Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, memproduksi batik ciprat.

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/DESTA LEILA KARTIKA
Penyandang difabel yang tergabung dalam Sentra Workshop Peduli (SWP) Trengginas Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, sedang melakukan proses produksi (pewarnaan) batik ciprat, Rabu (10/11/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Banyak cara untuk mengisi waktu luang supaya lebih produktif dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Hal ini seperti yang dilakukan oleh teman-teman difabel yang tergabung dalam Sentra Workshop Peduli (SWP) Trengginas Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.

Ditemui saat sedang memproduksi batik ciprat di Jalan Teuku Umar, RT 01 RW 05, Desa Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, sejumlah difabel sedang asik dengan kesibukan masing-masing.

Ada yang sedang mencipratkan malam ke kain dasar batik, ada yang mewarnai di kain, sedang menjemur kain yang sudah jadi, dan lain-lain.

Baca juga: 26 Jurnalis Anggota PWI Jateng Terpapar Covid-19, Amir Maksimalkan Jogo Wartawan

Baca juga: Ini Desa Rawan Konflik yang Dipetakan Polresta Banyumas Jelan Pikades Serentak

Ditemui di lokasi, Kader Sentra Workshop Peduli Trengginas Dukuh Salam Diah Ayu Tantri bercerita, kegiatan pelatihan membuat batik ciprat sudah berlangsung sejak bulan September 2021 lalu.

Adapun tim yang memberikan pelatihan yaitu dari Sentra Workshop Peduli Badan Pusat Rehabilitasi Intelektual Kartini Temanggung.

Jumlah teman-teman difabel yang bergabung ada 40 orang, terbagi menjadi dua Sentra Workshop Peduli yaitu di Desa Dukuh Salam dan Desa Bulakpacing, sehingga masing-masing SWP ada 20 orang. 

"Sementara kami membuat sesuai pesanan, jika ada pesanan baru kami membuat, tapi tidak menutup kemungkinan supaya teman-teman semakin pintar lagi maka tetap produksi untuk stok," ungkap Tantri, pada Tribunjateng.com, Rabu (10/11/2021).

Untuk proses produksi, Tantri menyebut jika kondisi cuaca cerah dan semua anggota berangkat, maka satu hari bisa selesai satu batik ciprat bahkan bisa sampai empat pcs. 

Namun jika cuaca mendung, hujan, maka satu hari paling hanya satu batik ciprat saja yang selesai proses produksi. 

Dalam prosesnya, Tantri tidak bekerja sendiri melainkan dibantu oleh tiga kader lainnya yaitu Rita Kartika Sari, Nur vivi Andriani, dan Indra Era Fani. 

"Harga yang kami tawarkan Rp 150 ribu per helai, ukuran lebar 35 cm dan panjang 2 meter lebih, dengan jenis kain primisima," jelasnya.

Adanya Sentra Workshop Peduli ini, Tantri berharap teman-tema difabel memiliki kegiatan atau kesibukan lain supaya lebih produktif.

Mengingat tidak banyak peluang kerja untuk teman-teman berkebutuhan khusus, meskipun peraturan pemerintah sudah menambah peluang dari 1 persen menjadi 2 persen.

Tapi realisasi di lapangan menurut Tantri masih sulit dan kuota tersebut belum terpenuhi.

"Kami ada pengelolaan hasil penjualan batik ciprat, yaitu kami mengambil untuk belanja bahan baku, terus sisanya diputar kembali untuk keperluan lain dan dibagi ke teman-teman difabel yang berpartisipasi," ujarnya.

Batik Ciprat buatan penyandang difabel SWP Trengginas Dukuh Salam Slawi Kabupaten Tegal, banyak diminati dan dipesan oleh beberapa pejabat seperti anggota DPRD Komisi 4 sebanyak 14 helai, dari Bank Indonesia Tegal 4 helai, dan lain-lain.

Sementara untuk proses produksi sendiri karena masih tergolong baru dan menyesuaikan pesanan, maka baru berlangsung dua kali dalam seminggu yaitu Rabu dan Sabtu.

Sedangkan yang di SWP Desa Bulakpancing setiap hari Senin dan Selasa.

"Alhamdulillah dalam prosesnya tidak ada kesulitan atau halangan berarti. Teman-teman semuanya pintar, nurut, dan mampu mengikuti tahap demi tahap pembuatan batik cepret," tuturnya.

Baca juga: Hari Pahlawan Nasional, Bupati Tiwi Ajak Warga Purbalingga Menghormati Pengorbanan Para Pahlawan

Baca juga: Percepat Vaksinasi, Polres Purbalingga Luncurkan Mobil Vaksin dan Mobil Masker

Masih di lokasi yang sama, salah satu anggota SWP Trengginas Dukuh Salam Tirta Wulan Tumanggal, mengaku sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan membuat batik ciprat ini.

Selain bisa berkreasi dan mendapat kesibukan baru, ia juga senang karena bisa berkumpul dengan teman-teman yang lain, saling bekerja sama dan diselingi canda tawa.

"Ini pelatihan pertama bagi saya dan sangat menyenangkan. Kedepan saya berita-cita ingin memproduksi sendiri dan syukur bisa menjual nya juga. Alhamdulillah sangat bermanfaat dan mengisi waktu luang saya karena saat ini sedang menganggur," kata Wulan. (*)

Caption: Foto teman-teman difabel yang tergabung dalam Sentra Workshop Peduli (SWP) Trengginas Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, sedang melakukan proses produksi (pewarnaan) batik ciprat, Rabu (10/11/2021). Adapun harga satu pcs batik cepret Rp 150 ribu. 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved