Berita Pekalongan
Tanah Labil Terus Terjadi di Kandangserang Pekalongan, Jalan Bergelombang Tak Bisa Dilalui Kendaraan
Tanah bergerak terjadi di Jalan desa yang masuk di wilayah Dukuh Wonosari, Desa Trajumas, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Tanah bergerak terjadi di Jalan desa yang masuk di wilayah Dukuh Wonosari, Desa Trajumas, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.
Akibat kejadian ini, jalan tersebut amblas sepanjang 125 meter, dan kedalamannya 1,5 meter.
"Jalan yang ambles ini juga, jalan yang mengarah ke Desa Bodas, Kecamatan Kandangserang dan saat ini jalan tidak bisa dilalui oleh motor. Tanah bergerak sudah terjadi sejak hari Kamis (18/11/2021), namun setiap harinya ada perkembangan dan tambah parah dan hari ini sudah parah banget," kata Sekretaris Desa Trajumas Jaelani, Selasa (23/11/2021).
Baca juga: Tergelincir saat Berkendara, Pemotor Jakarta Ini Kaget, Semarang Ternyata Masih Ada Jalan Berlumpur
Baca juga: Toko Sepatu di Ngaliyan Semarang Dibobol Maling, Barang Ludes, Karyawan Bingung Diminta Ganti Rugi
Selain jalan yang rusak, tanah bergerak ini juga merusak 50 hektar area persawahan.
Kemudian, untuk pemukiman warga terdekat sendiri saat ini masih aman dari dampak tanah bergerak.
"Ada warga di dukuh Wonosari yang aktivitasnya melalui jalan tersebut, ini sudah tidak bisa dilalui. Itu jalannya ambles sekitar 1,5 meter dan lebarnya 1 meter," imbuhnya.
Lalu, untuk antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah desa yaitu meminta kepada warga untuk waspada dan mengamankan diri apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan berhari-hari.
"Bencana tanah bergerak sendiri di wilayah Trajumas sudah terjadi dua kali. Terakhir 2006, itu sampai parah sampai ada relokasi. Nah, tahun ini terjadi lagi," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Rahardjo mengatakan, kondisi tanah bergerak sendiri masih terjadi di wilayah Trajumas.
"Hasil pantauannya, tanah bergerak masih terjadi dan terjadinya sedikit demi sedikit, tidak langsung parah," katanya.
Dampak sementara yang terganggu akibat tanah bergerak yaitu, akses jalan yang dilewati oleh warga Dukuh Wonosari.
"Jalan sepanjang 125 meter amblas, kendaraan roda dua masih bisa dilalui tapi agak susah sekali. Kalau mobil sama sekali tidak bisa dilalui," imbuhnya.
Budi mengungkapkan, sebagai langkah antisipasi pihaknya imbau kepada masyarakat untuk selalu waspada karena tanah masih terus bergerak.
Baca juga: 48 Sunscreen Terkenal Ditarik Karena Mengandung Benzene Pemicu Kanker
Baca juga: Asal-usul Danau Tiga Warna, Dongeng Pengantar Tidur Anak
"Ini masih musim hujan. Saya mohon kepada masyarakat untuk waspada. Lalu untuk penanganan jalan yang rusak masih menunggu pergerakan tanahnya berhenti," ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, di Desa Trajumas saat ini belum ada EWS. Berdasarkan data sudah terjadi dua kali tanah bergerak yaitu 2008 dan 2012.
"EWS yang dipasang baru di Desa Bodas dan Desa Garungwiyoro. Kita nanti akan rencanakan pemasangan EWS di lokasi tersebut," tambahnya. (*)