Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona

Apa Bedanya Varian Delta dan Omicron, Ahkam : Kalau Omicron Badan tidak Enak, Diare dan Demam

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengantisipasi masuknya Covid-19 varian baru jenis Omicron yang saat ini telah ditemukan di beberapa negara.

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam menjelaskan terkait mutasi virus varian baru, di kantornya, Kamis (2/12/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengantisipasi masuknya Covid-19 varian baru jenis Omicron yang saat ini telah ditemukan di beberapa negara.

Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, pengetatan pintu masuk dari luar negeri dilakukan Pemerintah Pusat. Masyarakat yang melakukan perjalanan dari luar negeri harus melakukan karantina.

Sebelumnya, pelaku perjalanan harus karantina tiga hari, kini menjadi tujuh hari.

"Ini kami jaga jangan sampai ada satu yang masuk, kemudian tidak dilakukan isolasi atau karantina. Dari jurnal terbaru, tujuh hari baru terjadi positif Omicron. Masa inkubasinya lumayan delay," terang Hakam, Kamis (2/12).

Hakam menyampaikan, ada yang menyebutkan penyebaran virus tersebut sangat cepat.

Namun, hasil penelitian di Afrika Selatan belum ada laporan penyebaran virus varian itu lebih cepat atau infeksius.

"Ada beberapa keluhan atau gejala yang berbeda. Kalau Delta lebih banyak penciuaman berkurang. Kalau ini (Omicron, red) badan tidak enak, diare, demam. Yang dilaporkan demikian," sambungnya.

Guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron, Pemerintah Kota Semarang melakukan random sampling di daerah-daerah yang potensial bisa menularkan virus varian baru tersebut.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada keluhan yang mengarah ke gejala Omicron. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).

Ada dua sampel yang diusulkan untuk diperiksa WGS. Dua sampel tersebut merupakan indeks kasus dari luar kota.

"Yang sudah vaksin dua kali, bergejala, dites hasilnya positif, CT value rendah, kami tetap lakukan pemeriksaan WGS. Ada dua yang kami usulkan," bebernya.

Ditambahkan, vaksinasi yang kini tengah digencarkan pemerintah dinilai masih sensitif terhadap varian Omicron.

Pasalnya, varian-varian virus yang muncul, termasuk Omicron, memiliki badan virus yang sama. Hanya, sisi kulit yang paling luar yang membedakan.

"Vaksinasi yang kami lakukan kebanyakan vaksinasi platformnya virus dilemahkan. Itu virus satu tubuh. Kalau yang berubah cuma kulitnya, itu akan mengingat. Ibaratnya, yang berubah dua persen, yang tidak berubah 98 persen. Kan bisa terkover," jelasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meminta warga waspada terhadap munculnya varian Omicron.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved