Tribunjateng Hari ini
Mahasiswa Untag Bentangkan Spanduk Keadilan Hukum, Tuntut Transparansi Kasus Kematian Dosen
Ratusan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang menggeruduk Markas Polda Jawa Tengah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang menggeruduk Markas Polda Jawa Tengah buntut kasus kematian dosen muda Untag berinisial DLL (35).
Mereka mendatangi Polda Jateng untuk mengetahui perkembangan penanganan kasus kematian korban yang ditemukan tewas di sebuah kamar kos-hotel (kostel) Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11) lalu.
Kasus kematian ini memantik perhatian mahasiswa karena dosen mereka tewas dengan janggal dan bersama seorang polisi berinisial B berpangkat Ajun komisaris Besar Polisi (AKBP).
Mahasiswa mendatangi Polda Jateng dengan membawa spanduk bertuliskan "Justice For Levi". Foto korban mengenakan jilbab motif bunga-bunga juga turut dibawa mahasiswa.
Mereka juga melakukan orasi dan berbagai aksi smbolik untuk mengenang almarhumah.
Polda Jateng kemudian mengajak mahasiswa Untag untuk beraudiensi di Gedung Borobudur Semarang.
Dalam audiensi itu ada tiga polisi yang menemui mahasiswa, yakni Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Kabidpropam) Saiful Anwar, dan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kombes Pol Artanto.
Selama audiensi dengan polisi, mahasiswa mempertanyakan sejumlah kejanggalan atas kematian dosen mereka.
"Kami menuntut Polda Jateng lebih ke transparan atas kronologi kasus kematian dosen kami. Usut kasus ini dengan seterang-terangnya dan seadil-adilnya," kata Perwakilan Mahasiswa Untag, Antonius Fransiskus Polu kepada Tribun seusai audiensi.
Menurut Frans, mahasiswa menuntut kasus ini dibuka secara terang benderang karena masih ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan oleh mereka.
Kejanggalan itu meliputi korban meninggal dunia dalam kondisi telanjang bulat dengan kondisi tubuh di lantai.
Kemudian, ada saksi kunci dari kejadian ini merupakan polisi berpangkat AKBP. Antara korban dengan saksi kunci ini juga tercantum dalam satu Kartu Keluarga (KK).
"Hubungan Bu Levi (korban) dengan saksi kunci (polisi), kami belum mengetahuinya. Nah, di situ kita perlu usut tuntas," ujarnya.
Kejanggalan berikutnya, kata Frans, berupa dugaan ada sejumlah barang pribadi korban yang hilang.
Mahasiswa takut barang bukti tersebut sengaja dihilangkan dari kasus ini.
| Suami Bos Baru PSIS Semarang: Saya Bukan Owner Persela Lamongan |
|
|---|
| Agustina Berharap Akuisisi PSIS Bangkitkan Sepak Bola Semarang |
|
|---|
| Jelang Puncak Musim Hujan, Bupati/Wali Kota Se-Jawa Tengah Wajib Siaga Penuh |
|
|---|
| Tim SAR Temukan Korban Ke-18 dalam Musibah Tanah Longsor Majenang |
|
|---|
| Polisi Ungkap Korban Sakit, Namun Keluarga Temukan Sejumlah Kejanggalan dalam Kematian Dosen Untag |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Jateng-Hari-Ini-Kamis-20-November-2025.jpg)