Virus Corona
Apa Bedanya Varian Delta dan Omicron, Ahkam : Kalau Omicron Badan tidak Enak, Diare dan Demam
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengantisipasi masuknya Covid-19 varian baru jenis Omicron yang saat ini telah ditemukan di beberapa negara.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengantisipasi masuknya Covid-19 varian baru jenis Omicron yang saat ini telah ditemukan di beberapa negara.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, pengetatan pintu masuk dari luar negeri dilakukan Pemerintah Pusat. Masyarakat yang melakukan perjalanan dari luar negeri harus melakukan karantina.
Sebelumnya, pelaku perjalanan harus karantina tiga hari, kini menjadi tujuh hari.
"Ini kami jaga jangan sampai ada satu yang masuk, kemudian tidak dilakukan isolasi atau karantina. Dari jurnal terbaru, tujuh hari baru terjadi positif Omicron. Masa inkubasinya lumayan delay," terang Hakam, Kamis (2/12).
Hakam menyampaikan, ada yang menyebutkan penyebaran virus tersebut sangat cepat.
Namun, hasil penelitian di Afrika Selatan belum ada laporan penyebaran virus varian itu lebih cepat atau infeksius.
"Ada beberapa keluhan atau gejala yang berbeda. Kalau Delta lebih banyak penciuaman berkurang. Kalau ini (Omicron, red) badan tidak enak, diare, demam. Yang dilaporkan demikian," sambungnya.
Guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron, Pemerintah Kota Semarang melakukan random sampling di daerah-daerah yang potensial bisa menularkan virus varian baru tersebut.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada keluhan yang mengarah ke gejala Omicron. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
Ada dua sampel yang diusulkan untuk diperiksa WGS. Dua sampel tersebut merupakan indeks kasus dari luar kota.
"Yang sudah vaksin dua kali, bergejala, dites hasilnya positif, CT value rendah, kami tetap lakukan pemeriksaan WGS. Ada dua yang kami usulkan," bebernya.
Ditambahkan, vaksinasi yang kini tengah digencarkan pemerintah dinilai masih sensitif terhadap varian Omicron.
Pasalnya, varian-varian virus yang muncul, termasuk Omicron, memiliki badan virus yang sama. Hanya, sisi kulit yang paling luar yang membedakan.
"Vaksinasi yang kami lakukan kebanyakan vaksinasi platformnya virus dilemahkan. Itu virus satu tubuh. Kalau yang berubah cuma kulitnya, itu akan mengingat. Ibaratnya, yang berubah dua persen, yang tidak berubah 98 persen. Kan bisa terkover," jelasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meminta warga waspada terhadap munculnya varian Omicron.
Hendi, sapaannya, mengingatkan warga untuk tetap patuh menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan varian bari tersebut. Hingga saat ini, varian Omicron belum ada di Kota Semarang.
Dia berharap, varian tersebut jangan sampai masuk ke Kota Lunpia.
"Mari waspada dengan varian Omicron ini. Tetap patuhi protokol kesehatan, terutama disiplin pakai masker," ujar Hendi Selasa (30/11).
Dia yakin kepatuhan menerapkan protokol kesehatan dapat meminimalisir potensi penularan Covid-19 varian apapun. Di samping itu, dia juga meminta masyarakat aktif mengikuti program vaksinasi covid-19.
"Ikuti percepatan vaksinasi. Yang belum vaksin segera vaksin. Semua ikhtiar," ucapnya.
Layanan Online
Tidak hanya Pemkot Semarang, guna mencegah penularan dan penyebaran varian Covid-19 khususnya Omicron maupun varian lain, Polrestabes Semarang berlakukan beberapa layanan melalui online.
Beberapa layanan Polrestabes Semarang secara online ada di aplikasi Libas dan Sinar yakni perpanjangan SIM. Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, layanan Polrestabes Semarang akan dilayani melalui online mulai Senin (6/12) mendatang.
"SIM keliling juga akan diistirahatkan untuk sementara waktu," katanya kemarin.
Selain itu, layanan perpanjangan SKCK dilayani melalui SKCK online. Pun halnya layanan komunikasi tahanan Polrestabes dengan keluarganya, akan dilayani secara virtual.
Layanan online juga berlaku bagi masyarakat hendak melaporkan masalahnya ke SPKT. Masyarakat bisa melaporkan masalahnya aplikasi SPKT. (eyf/rtp)
Baca juga: Kasus di Afsel Naik 571% Sepekan, Covid-19 Omicron Sudah Terdeteksi di 24 Negara
Baca juga: BI Jateng Gelar Vaksinasi untuk Rumah Tahfidz, Pondok Pesantren, dan Yatim Dhuafa
Baca juga: Daihatsu Dukung Konservasi Penyu di Kebumen
Baca juga: Kata Pengamat soal Anies Baswedan Absen di Reuni 212 hingga Tak Beri Izin