Omicron bakal Dominasi Kasus Covid-19 Dunia dalam Beberapa Bulan Lagi
Dengan kecepatan penularan yang disebut 500 persen, atau lima kali lipat dari covid-19 Delta, virus asal Afrika itu kini terdeteksi di 30 negara
TRIBUNJATENG.COM, SIDNEY - Penyebaran covid-19 varian Omicron terus meluas ke berbagai negara, dan berpotensi menjadi ancaman besar bagi dunia.
Terbaru, virus itu terkonfirmasi sudah masuk di Malaysia dan Singapura. Australia telah melaporkan satu kasus covid-19 Omicron pada Jumat (3/12).
Dengan kecepatan penularan yang disebut 500 persen, atau lima kali lipat dari covid-19 varian Delta, virus asal Afrika bagian selatan itu kini tercatat sudah terdeteksi di 30 negara.
Penasihat medis utama pemerintah Australia, Paul Kelly memprediksi, Omicron kemungkinan akan menjadi varian dominan secara global dalam beberapa bulan ke depan.
Namun sejauh ini, belum ada bukti bahwa Omicron lebih berbahaya daripada varian Delta yang menghantam dunia sebelumnya.
Seorang dokter penyakit menular yang berbasis di Singapura memperkirakan varian baru covid-19 Omicron diperkirakan bakal "membanjiri seluruh dunia" dalam beberapa bulan mendatang.
Dr Leong Hoe Nam, dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, mengatakan, meski vaksin untuk melawan varian tersebut dapat dikembangkan dengan cepat, vaksin itu masih perlu diuji selama 3-6 bulan untuk membuktikan bahwa vaksin dapat memberikan kekebalan terhadap varian itu.
"Tapi sejujurnya, Omicron akan mendominasi dan menguasai seluruh dunia dalam 3-6 bulan," katanya, kepada Street Signs Asia CNBC, Rabu (1/12).
Varian Delta, yang saat ini menyumbang 99 persen dari infeksi covid-19, mulai menyebar di negara bagian Maharashtra India pada Maret 2021, kemudian menjadi dominan secara global pada Juli, menurut Reuters.
Sementara Omicron, yang ditetapkan WHO sebagai variant of concern (VoC) pada 24 November lalu, tanpa melalui kategori variant of interest (VoI), saat ini sudah menyebar di 30 negara.
CEO Moderna, Stephane Bancel, pada hari Senin mengatakan, akan memakan waktu berbulan-bulan untuk mengembangkan dan mengirimkan vaksin yang secara khusus menargetkan varian omicron. CEO Pfizer, Albert Bourla juga menyatakan, vaksin bisa siap dalam waktu kurang dari 100 hari, atau sedikit lebih dari 3 bulan.
"Ide bagus (mempercepat pembuatan vaksin dan distribusi-Red), tapi jujur, itu tidak praktis," kata Leong, tentang vaksin yang secara khusus dibuat untuk Omicron.
"Kami tidak akan bisa buru-buru mengeluarkan vaksin tepat waktu, dan pada saat vaksin datang, hampir semua orang akan terinfeksi Omicron, mengingat tingkat penyebaran dan penularan yang tinggi ini," tambah Leong.
Para ahli tidak tahu persis seberapa menular varian Omicron ini. Tetapi, protein lonjakan virus, yang mengikat sel manusia, pada Omicron, memiliki mutasi yang terkait dengan transmisi yang lebih tinggi, dan penurunan perlindungan antibodi. (Kompas.com)