Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gunung Semeru Meletus

UPDATE SEMERU! Kisah Pengakuan Korban Selamat: Suhu Udara Panas, Gelap dan Banyak Petir

Warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Sinten (60) dan cucunya Dewi Novitasari (17), jadi korban selamat ganasnya erupsi Gun

SURYAMALANG.COM/Danendra Kusuma
Sinten (kanan) dan Dewi Novitasari korban selamat erupsi Gunung Semeru. 

TRIBUNJATENG.COM, LUMAJANG -- Warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Sinten (60) dan cucunya Dewi Novitasari (17), jadi korban selamat ganasnya erupsi Gunung Semeru, Sabtu (5/12).

Keduanya berlari ke tempat lebih aman sebelum awan panas guguran menyapu rumahnya hingga luluh lantak.

Sinten bercerita sebelum letusan terjadi, Dusun Curah Kobokan diguyur hujan abu bercampur batu.

Batu-batu itu meluncur deras menghantam genting rumahnya hingga menimbulkan suara gemuruh.

Sinten yang saat itu sedang bersantai di ruang tamu terkejut dan panik. Ia kemudian menggedor pintu kamar cucunya, Dewi.

Mendengar gedoran pintu, Dewi langsung bangun dari tidurnya. Lalu dewi membuka pintu kamarnya.

Sembari berteriak Sinten bilang kepada Dewi bila Gunung Semeru sedang tidak baik-baik saja. Lalu, Sinten menarik tangan Dewi untuk ikut berlari menyelamatkan diri.

Keduanya bergegas ambil langkah seribu menuju ke luar rumah.

"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda akan erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," katanya, saat ditemui di RSUD dr. Haryoto, Lumajang, Minggu (5/12).

Sesampainya di luar rumah, Sinten dan Dewi sempat menengok ke arah Gunung Semeru.

Gunung Semeru terlihat memuntahkan asap abu-abu tebal ke udara. Suhu udara langsung terasa panas menyengat kulit. Tak lama, langit berubah gelap, kilatan petir juga terlihat menyala.

"Saya tak sempat menyelamatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," paparnya.

Ia bersama Dewi berlari ke rumah tetangga yang berjarak sekira 1 kilometer untuk berlindung.

Setelah langit kembali terang, mereka kembali berlari ke masjid sekitar 5 kilometer. Di sana, mereka beristirahat sejenak sembari berdoa.

"Lalu, kami berjalan lagi hingga ke Dusun sebelah, Dusun Gunung Sawur sekira 7 kilometer.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved