Berita Pati
Pemkab Pati Berencana Gelar PTM Terbatas di Semua Sekolah Pertengahan Januari 2022
Pemerintah Kabupaten Pati berencana menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di semua sekolah pada pertengahan Januari 2022 mendatang.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Pemerintah Kabupaten Pati berencana menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di semua sekolah pada pertengahan Januari 2022 mendatang.
Namun demikian, ada persyaratan yang mesti dipenuhi. Di antaranya, dua pekan setelah pergantian tahun tidak muncul klaster baru penularan Covid-19.
Kemudian, tiap sekolah harus membatasi jumlah siswa yang hadir sebanyak 50 persen.
Hal itu diungkapkan Bupati Pati Haryanto dalam forum Rapat Koordinasi PTM Terbatas di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (8/12/2021).
Rapat ini antara lain diikuti para kepala sekolah, koordinator satuan pendidikan, pengawas, dan penilik.
Selama pandemi, Pemkab Pati belum pernah mengizinkan PTM secara keseluruhan di semua sekolah, yang sudah berjalan ialah beberapa kali uji coba PTM di sejumlah sekolah.
Haryanto menyebut kebijakannya yang sangat hati-hati ini kerap dianggap terlalu ketat.
"Saya melakukan upaya ini dianggap terlalu ketat, tapi menurut saya itu yang terbaik demi menyelamatkan warga. Sebab kita masih belum aman, masih berupaya supaya pandemi Covid-19 tidak sampai ada gelombang ketiga," kata dia.
Ia menegaskan, pihaknya tidak ingin pengalaman buruk saat kasus Covid-19 melonjak terulang kembali
"Kalau kita melihat kasus Juni sampai Agustus pertengahan lalu, kita merasa prihatin, tiap hari ada pengumuman kematian. Berapa banyak yang jadi korban di antara teman-teman pendidik, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama? Banyak sekali," ungkap Haryanto.
Dia bersyukur saat ini kasus Covid-19 sudah mereda. Meski saat ini masih ada segelintir kasus, karena jumlahnya sedikit penanganannya lebih mudah.
"Sedangkan dulu cari tempat untuk rawat inap saja kesulitan. Kalau sudah di rumah sakit, juga masih kesulitan cari oksigen dan obat-obatan," ucap dia.
Namun, bagaimanapun, Haryanto menyadari bahwa pembelajaran dengan cara daring saja tidak cukup. Sebab pendidikan tidak hanya memerlukan materi pelajaran, melainkan juga keteladanan.
"Karena itu jauh-jauh sebelumnya sudah saya sampaikan, setelah Nataru, jika dua pekan tidak ada kasus, kita adakan PTM terbatas secara keseluruhan," tegas Haryanto.
Lagipula, tambah dia, siswa dan guru di Pati sudah lebih dari 93 persen yang divaksin.
Namun demikian, dalam PTM keseluruhan nantinya, protokol kesehatan tetap harus dijalankan. Sebab vaksin tidak sepenuhnya menjamin kekebalan tubuh dari Covid-19. Karena itu dia meminta semua sekolah mempersiapkan prosedur operasi standar (Standard Operational Procedure/SOP) PTM terbatas.
SOP tersebut harus meliputi saat siswa datang, saat pembelajaran, hingga saat siswa pulang.
"Harus dipersiapkan dan diverifikasi. Tidak cukup hanya kita pakai thermogun dan hand sanitizer. Harus benar-benar taat pakai masker dan kalau perlu pulang dijemput orang tua," urai Haryanto.
Pengaturan jumlah siswa yang hadir juga harus dilakukan. Bisa dengan cara shift.
"Diatur apakah pagi dengan siang bergantian atau bagaimana. Pakai shift. Jangan sampai dibiarkan sekolah penuh. Bagi sekolah yang siswanya sedikit, koordinasi dengan dinas pendidikan, layakkah jika masuk semua," ujar dia.
"Waktu belajar pun barus ditentukan. Tidak boleh nanti anak jajan di luar sembarangan juga. Harus ketat," tambah Haryanto.
Dia juga berpesan, TK dan PAUD juga harus memperhatikan SOP itu. Bukan malah mengabaikan karena menganggap anak-anak kebal.
"Jangan anggap anak-anak tidak apa-apa (berisiko terhadap corona). Saat ini pun pemerintah sedang siapkan vaksin untuk anak-anak di bawah 12 tahun," tutur dia.
Haryanto berharap, kurun waktu yang ada sebelum Januari harus dimaksimalkan untuk persiapan SOP tersebut.
Nantinya, sekolah yang belum siap tidak harus memaksakan PTM di pertengahan Januari, melainkan ditunda dulu.
"Nanti saya akan sering ambil sampling swab. Kalau di tengah perjalanan ada kasus, tutup dulu. Begitu pula, kalau sewaktu-waktu saya cek ke sekolah dan ternyata belum sesuai SOP, ya saya minta dibenahi dulu. Kalau ingin PTM berlangsung aman dan lancar, harus taat," tegas Haryanto.
Ia berharap, dengan kesadaran semua pihak, tahun 2022 bisa dilalui dengan aman dan lancar, tanpa gangguan gelombang lanjutan Covid-19.
"Kita sudah diuji selama dua tahun dengan pandemi ini. Semoga tidak berlanjut lagi. Lagipula masyarakat juga sudah berubah, sudah terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat," tandas dia. (mzk)