Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Respons Pameran Patung, Budayawan Jepara Tampilkan Monolog

Menjelang pameran tunggal seniman patung asal Kabupaten Jepara, Dwik Tunggak, sebuah pertunjukkan monolog "Para Ruh" ditampilkan.

Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/MUHAMMAD YUNAN SETIAWAN
Budayawan M Iskak Wijaya menampilkan monolog 'Para Ruh' di Waroeng Mas Jenggo, Desa Jinggotan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Menjelang pameran tunggal seniman patung asal Kabupaten Jepara, Dwik Tunggak, sebuah pertunjukkan monolog "Para Ruh" ditampilkan.

Monolog itu menjadi pengantar pameran bertajuk "Meluar Batas".

Acara digelar di Waroeng Mas Jenggo, Desa Jinggotan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, dengan penampilan monolog budayawan M Iskak Wijaya.

Pameran tunggal Dwik Tunggak dibuka pada Sabtu (8/1/2022) pukul 20.00 WIB, dan akan berlangsung selama Januari 2022. 

Baca juga: Pedagang Johar Selatan Cek Lapak di Lokasi, Tempatnya Terlihat Lebih Bersih

Baca juga: Tersangka Nanang Popor Kepala Gilang Endi Saputra dengan Senjata Replika saat Diklatsar Menwa UNS

Baca juga: Keren dan Asri, Alun-Alun Semarang di Kawasan Johar Sudah Dibuka bagi Masyarakat Umum

“Monolog ini sengaja ditampilkan lebih dulu sebelum pameran patung Dwik Tunggak”, ujar Didin Ardiansyah sebagai produser dan art director, kemarin.

 “Antara keduanya saling berhubungan. Monolog mengisahkan dialog bersama antara manusia dengan karyanya, dalam hal ini diwakili oleh patung-patung itu. Patung-patung itu menjadi simbol peradaban yang abadi," lanjutnya.

Menurut Iskak Wijaya, monolog ini menceritakan para ruh yang ada khususnya di belantara patung-patung dan mewakili para leluhur mulia dari Jepara dan Indonesia. 

Mereka menyampaikan cita-cita besar serta nuansa tantangan serta hambatan saat ini.  Para ruh, kata dia, disimbolisasikan oleh patung-patung yang dipahat Dwi Tunggak. 

"Seolah para ruh hadir dari masa lalu sampai saat ini menyampaikan pesan dan nasehat bijaksana kepada pemuda generasi sekarang,” ujar Iskak.

Monolog “Para Ruh" menceritakan dialektika dan dialog imajiner manusia berhadapan dengan patung-patung pahatan Dwik Tunggak.

Baca juga: Karimunjawa Bersiap Laksanakan Vaksinasi Anak

Baca juga: Gaji Belum Dibayar, Mantan Pemain Persiku Kudus Wadul ke DPRD

Baca juga: Penabrak Sejoli Korban Kecelakaan Nagreg Jalani Rekonstruksi di TKP Pembuangan Mayat Sungai Serayu

Iskak  menyampaikan berbagai kritik terkait dengan persolan yang dihadapi oleh masyarakat, seperti para petani sulit mendapatkan pupuk, meski sudah memiliki kartu tani. 

Ada juga  kritik tentang carut marut kehidupan politik dan juga ormas-ormas yang sering kali merasa lebih suci dari pada Tuhan.

Iskak berharap pertunjukkan monolog ini bisa menginspirasi para pemuda saat ini agar selalu aktif menggerakkan seni budaya. (*)


Kepsen: Budayawan M Iskak Wijaya menampilkan monolog 'Para Ruh' di Warormeng Mas Jenggi, Desa Jinggotan,  Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved