Berita Jateng
3 Siswa Meninggal Seusai Divaksin Corona, Ketua PGRI Jateng: Orangtua Tak Perlu Khawatir
Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun telah dimulai di sejumlah daerah.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: galih permadi
"Selama ini kan banyak terjadi kejadian yang ada kaitannya antara covid dan dunia pendidikan. Sama seperti kasus klaster di Purbalingga.
Setelah diklarifikasi, ternyata klaster bukan terjadi di dalam sekolah, tetapi dari luar yang dibawa ke sekolah," jelasnya.
Informasi yang menyudutkan dunia pendidikan kaitannya dengan covid, kata dia, sangat merugikan.
Pihaknya khawatir proses PTM bisa terhambat dengan adanya informasi yang belum tentu benar berdasarkan fakta.
Ia memastikan hingga saat ini belum ada laporan yang masuk terkait siswa yang memiliki kejadian pasca-ikutan imunisasi (KIPI).
Artinya, 99,99 persen tidak terjadi efek apapun yang diakibatkan vaksinasi.
Rektor Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) ini juga berharap proses vaksinasi tidak terganggu. Sehingga siswa bisa melaksanakan PTM.
Muhdi mengatakan, ada ancaman yang lebih serius jika PTM tidak dilaksanakan, yakni learning loss atau hilangnya pengetahuan atau keterampilan serta putus sekolah.
"Ada fakta bahwa pembelajaran daring tidak mampu dimanfaatkan semua orang. Ada ancaman serius, learning loss dan angka putus sekolah tinggi.
Untuk putus sekolah, ada faktor ekonomi dari orangtua, mereka mengatakan model begini (daring) tidak ada artinya wong tidak punya alat, buat apa sekolah," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, vaksin merupakan cara terbaik untuk mengakselarasi pembelajaran tatap muka agar lebih aman.
Ia juga meminta orangtua untuk tidak khawatir.
Dirinya percaya bahwa tenaga vaksinator atau tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi sudah melaksanakan serangkaian pemeriksaan atau
screening untuk memastikan bahwa anak aman untuk disuntik vaksin.(mam)