Berita Batang
Tak Ingin Warganya Jadi Penonton Hadirnya KIT Batang, Pemkab Batang Siapkan SDM Mumpuni
Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menjadi salah satu kawasan industri di Indonesia yang digadang gadang pemerintah pusat untuk pemulihan ekonomi
Penulis: dina indriani | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menjadi salah satu kawasan industri di Indonesia yang digadang gadang pemerintah pusat untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Bupati Batang Wihaji menyampaikan hadirnya KITB juga akan merubah perekonomian Kabupaten Batang.
Simpul ekonomi akan berputar sangat cepat karena akan hadir perusahaan-perusahaan diikuti dengan tenaga kerja yang prediksinya lima tahun ke depan bisa mencapai ratusan ribu orang.
"Saya kira secara otomatis ekonomi tumbuh, karena ada tenant, ada pekerjaan, uang akan berputar yang secara otomatis daya beli pasti ada dan pasti ekonomi akan tumbuh," tuturnya, Jumat (21/1/2022).
Baca juga: Masjid Darussalam SMA Negeri 1 Sragen Sumbangan dari Presiden Jokowi Diresmikan Bupati Yuni
Baca juga: Disdikbud Karanganyar Usulkan 16 Benda Cagar Budaya, Ada Masjid Argomedjono di Tawangmangu
Pemkab Batang pun terus melakukan persiapan sumber daya manusianya agar masyarakat Batang tidak jadi penonton.
Karena akan ada turunan bisnis baru guna mencukupi kebutuhan industri dan masyarakat KITB.
"Kita sudah memiliki balai latihan kerja, ini untuk persiapan tenaga kerja sesuai kebutuhan bisnis industri di KITB.
Nantinya semua perusahaan akan mengambil tenaga kerja melalui sistem aplikasi Batang Karier yang di miliki Pemkab," jelasnya.
Sementara itu, Direktur PTPN IX, Dodik Ristiawan yang juga mentan jajaran direksi PT KITB mengatakan ada sekitar 6 investor yang sudah masuk KITB.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Jalani Vaksinasi Booster Dosis Ketiga
Baca juga: Dongeng Pelayan Pribadi Putri Bungsu Istana Raja Sagalana
Semuanya itu foreign direct investment (FDI) atau penanam modal asing PMA.
Perusahaan tersebut bergerak di bidang tinta, alumunium, keramik, pipa, dan kaca dengan asal negara diantaranya Belanda, Korea, dan China.
"Kalau nilai investasi saya kurang hafal. Tapi kira - kira sudah ada enam investor, semunya FDI yang sudah eksis di area 450 hektare, dengan kebutuhan tenaga kerjanya di kisaran 2.000 ke atas,"pungkasnya. (*)