Wawancara Khusus
WAWANCARA Ubedilah Badrun : Anak Pejabat Beli Saham di Bursa Efek, Uangnya dari Mana?
Nama Ubedilah Badrun belakangan ramai diperbincangkan di media massa maupun di media sosial setelah ia dengan berani melaporkan Gibran Rakabuming
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Nama Ubedilah Badrun belakangan ramai diperbincangkan di media massa maupun di media sosial setelah ia dengan berani melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tuduhannya terhadap dua putra Presiden Joko Widodo itu tidak main-main. Ia menduga kakak beradik itu terlibat kasus dugaan nepotisme dan tindak pidana pencucian uang.
Sontak laporan Ubedilah ke KPK itu kemudian menuai kontroversi.
Ada yang bilang argumentasi laporannya lemah.
Ia bahkan kemudian dilaporkan balik ke polisi oleh kelompok pendukung Presiden Jokowi yang tergabung dalam Jokowi Mania (Joman).
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menuding pria yang akrab disapa Ubed itu terafiliasi partai politik tertentu.
Namun Ubed membantah tudingan itu.
”Saya ini ASN (Aparatur Sipil Negara, red), ya enggak boleh berpartai. Kalau berpartai saya sudah dipecat dari dulu," kata Ubed saat menyambangi kantor Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (21/1).
Berikut petikan wawancara khusus Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra dengan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun:
Anda menjadi sosok yang viral setelah mengadukan dua anak presiden ke KPK. Bisa cerita apa yang anda alami setelah pasca-laporan ke KPK itu?
Begitu keluar dari KPK, ada media tahu saya pengamat politik, dan saya jawablah pertanyaan itu. Rupanya itu jadi berita yang meluas.
Ya setelah itu mulai teror dalam bentuk narasi-narasi sarkastik di media social. Cukup masif dan bahasanya bukan hanya kebun binatang, tapi juga ada urusan nyawa.
Tapi saya cek followernya, oh ternyata akun baru.
Mungkin fake account. Jadi saya enggak anggap seriuslah. Ada juga orang yang tidak saya kenal datang ke samping rumah, duduk 20 menit kemudian dia pergi karena ada tetangga saya datang.
Risiko itu sudah anda perkirakan sebelumnya?