Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Griya Welas Asih Semarang Tempat Singgah Bagi Para Perempuan Hamil di Luar Nikah

Saat ketiga temannya asyik sesekali bermain handphone, remaja perempuan usia 15 tahun itu, disibukan dengan menggendong anaknya, bayi laki-laki.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Griya Welas Asih menjadi rumah singgah bagi perempuan hamil di luar nikah. Sudah ada 26 perempuan yang singgah di rumah sederhana itu Jalan Seteran Tengah Nomor 52, Miroto, Semarang Tengah, Sabtu (29/1/2022). 

Kapasitas rumah tersebut sebanyak tujuh orang, dengan didampingi dua orang pendamping yang berjaga 24 jam penuh. 

Rosa menuturkan, para perempuan yang menghuni Griya Welas Asih mereka bisa menemukan tempat ini dari media sosial baik Facebook maupun Instagram dengan nama akun Griya Welas Asih ComfortHome.

Jika sesuai syarat dan kriteria para perempuan malang tersebut bisa tinggal dengan gratis hingga melahirkan dan masa nifas selesai.

Namun tidak semua perempuan hamil di luar nikah bisa diterima di rumah singgah tersebut.

Pihaknya memiliki syarat ketat seperti kenapa sampai hamil, kerja apa sampai hamil di luar nikah dan lainnya.

Sebab, pihaknya hanya menolong yang benar-benar kecelakaan dan ketidaktahuan mereka seperti siswa atau mahasiswa pacaran lalu hamil.

"Adapula ada yang dihamili majikan, teman tapi mesra, hingga diperkosa ayah tiri," tuturnya.

Tidak sekadar memberikan tempat tinggal, banyak tugas bagi pendamping rumah singgah yang berada di bawah naungan Yayasan Bakti Agape itu.

Mereka harus mendamaikan korban dengan orang tua dan terutama dengan diri sendiri.

Upaya itu karena mereka yang datang ke Griya Welas Asih dalam kondisi stres, depresi, kecewa bahkan ingin bunuh diri.

"Kami layani baik secara fisik maupun psikis. Dalam penanganan tersebut kami juga melibatkan dokter spesialis untuk memeriksa kandungan dan psikolog untuk menangani psikis mereka," ucapnya.

Selama tinggal di Griya Welas Asih, para calon ibu itu juga mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan skill seperti memasak, menyulam, menjahit dan lainnya.

Tujuannya, agar setelah melahirkan dan keluar dari rumah singgah tersebut mereka benar-benar menjadi seorang ibu tunggal yang berdaya dan berdikari.

"Kami ingin mereka bisa kembali berbaur di masyarakat. Mereka mampu mandiri jadi wanita single parent," jelasnya.

Ia  menyebut,  setelah ibu melahirkan pihaknya tidak menangani adopsi terhadap bayi tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved