Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Kriuknya Kerupuk Sambel Goreng Pasir dan Cemeding Kuliner Khas Pedesaan Blora

Ada kuliner khas yang tidak asing di telinga masyarakat Kabupaten Blora. Apalagi bagi mereka yang hidup di pedesaan. 

Penulis: ahmad mustakim | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Ahmad Mustakim
Sutirah dan anaknya Murni saat menggoreng kerupuk dengan pasir di rumahnya di Dukuh Greneng, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. 


Untuk menggoreng kerupuk ini harus satu per satu. Berbeda dengan menggunakan minyak goreng bisa lebih dari satu. 


Murni membeli kerupuknya di pasar dengan harga Rp 15.000,- per kilogram. 


Perempuan berusia 30 tahun ini membeberkan keuntungan yang didapat dengan menjual kerupuk sambel ini. 


"5 kg itu biasanya dapat untung Rp 30.000,-, belum sambalnya, kacangnya, ketela," bebernya. 


Terkait pasir yang dipakai untuk menggoreng, Murni mengungkapkan untuk memilih yang agak kasar. 


"Pasir buat bangunan itu, dicuci dan diayak, tapi yang kasar, yang halus malah gak bisa. Kurang mekar kalau halus," ungkap dia. 


Bersama ibunya, Murni sangat bersyukur dengan keuntungan yang didapat. 


"Sangat bersyukur, untuk kegiatan sehari-hari," ujarnya. 


Terlihat Sutirah menguleg sambal di atas cobek dengan bumbu, kencur, bawang, cabai, garam, penyedap rasa, ketela. 


Untuk bumbu sambalnya sendiri awalnya diuleg baru dikasih ketela rambat (ubi jalar) sebagai paduan dari kerupuk sambel tersebut.

Sutirah dan anaknya Murni saat menggoreng kerupuk dengan pasir di rumahnya di Dukuh Greneng, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora.
Sutirah dan anaknya Murni saat menggoreng kerupuk dengan pasir di rumahnya di Dukuh Greneng, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. (Tribun Jateng/ Ahmad Mustakim)

Baca juga: Tagar #KimSooHyun Trending Twitter, Aktor Kim Soo Hyun Ulang Tahun Hari Ini

Baca juga: Cap Go Meh 2022 di Klenteng Hok Tik Bio Blora Diiringi Hujan, Tanda Banyak Rejeki


Tak hanya itu, Sutirah bersama anaknya juga menjual cemeding atau sering juga orang menyebut pecel yakni terdiri dari daun ketela rambat, taoge dan kacang panjang yang disirami sambal kacang/sambal pecel.


Biasanya disajikan dengan daun jati ataupun dengan piring. 


Lestari, pembeli asal Desa Sambongrejo, Kecamatan Tunjungan mengatakan membeli makanan ini sebab harganya murah. 


"Rp 5000,- udah dapet 10 biji. Dibuat cemilan," ujarnya. (kim) 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved