Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Migor Kemasan dan Curah Susah Didapat, Pedagang: Mendingan Tidak Ada Subsidi Tapi Barang Ada

Sebelum pemerintah membuat kebijakan minyak bersubsidi, tidak ada kelangkaan. Meski mahal, namun stok komoditas itu lancar.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: galih pujo asmoro
Tribun Jateng/Rezanda Akbar D
Pemilik toko kelontong di Pasar Karangayu 

Terigu, gula, mentega itu ikutan naik.

Mau tidak mau saya ikut menaikan harga jual gorengan," katanya.

Supri berharap, harga minyak goreng segera kembali seperti semua.

Selain itu, hal penting lainnya adalah stok.

Akan jadi percuma bila harga stabil namun stok tidak berbanding lurus.

"Harapan saya tentu harga dan stabil.

Saat ini, cari minyak goreng curah dan kemasan sama-sama susah.

Untuk harga yang tinggi misalnya Rp 20 ribu atau 21 ribu per liter stoknya ada.

Namun tentunya untuk pedagang seperti saya bikin harga jual gorengan tidak kompetitif," tambahnya.

Pedagang sembako di Pasar Karangayu, Alina mengaku resah dengan kelangkaan minyak goreng subsidi.

Menurutnya, sebelum pemerintah membuat kebijakan minyak bersubsidi, tidak ada kelangkaan.

Meski harganya mahal, namun stok komoditas itu lancar.

Namun sekarang ini, seiring kebijakan minyak goreng subsidi, barang itu jadi langka.

"Sebelum kebijakan subsidi, harga minyak mahal tapi stoknya ada dan lancar sehingga kami bisa jualan.

Setelah ada kebijakan subsidi, minyak malah jadi langka," ujar dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved